Bisnis, JAKARTA – Hingga pertengahan bulan April 2023, para pengembang rumah bersubsidi masih menunggu janji manis realisasi pemerintah untuk menyesuaikan harga baru. Pengembang pun sudah terengah-engah dalam membangun rumah subsidi karena harga yang belum naik hingga saat ini dan keterbatasan modal.
Ditambah lagi, biaya konstruksi mengalami kenaikan lagi di tahun ini akibat harga bahan material yang kembali melambung. Kenaikan biaya konstruksi ini tak dapat dikompensasi dengan langsung menaikkan harga rumah subsidi. Harga rumah subsidi selama ini diatur oleh pemerintah karena ditujukan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Belum ada penyesuaian harga baru rumah subsidi hingga kini memberikan tekanan yang luar biasa bagi cashflow para pengembang yang notabene berasal dari kalangan skala usaha kecil dan menengah, bukan pengembang besar yang crazy rich. Tekanan ini terjadi karena margin keuntungan yang didapat dari membangun rumah subsidi ini kian tipis di tengah terjadinya kenaikan harga bahan bangunan, tanah, dan juga upah pekerja.
Rumah subsidi memang menjadi salah satu pilihan favorit para pencari hunian dengan jumlah penghasilan tertentu. Sesuai dengan namanya, pembeli rumah ini mendapatkan bantuan dari pemerintah sehingga bisa mendapatkan rumah dengan harga miring atau harga yang jauh lebih murah dibandingkan rumah komersial. Hal inilah yang membuat harga rumah subsidi diatur oleh pemerintah.