PT Garuda Indonesia (persero) Tbk. memiliki waktu singkat untuk menyusun proposal penyelesaian utang perusahaan. Sedikitnya, dalam jangka pendek liabilitas yang harus diselesaikan perseroan mencapai US$5,28 miliar atau sekitar Rp76 triliun.
Bila dipetakan lebih terperinci, dari liabilitas yang akan segera jatuh tempo tersebut porsi paling besar berasal dari utang sewa jangka pendek, yakni mencapai US$1,94 miliar atau sekitar Rp28,03 triliun.
Porsi lain yang tidak kalah besar adalah sisa pinjaman jangka pendek US$948,57 juta atau Rp13,63 triliun, utang obligasi jangka pendek US$494,39 juta atau Rp7,1 triliun, utang pihak ketiga jangka pendek US$409,55 juta atau Rp5,88 triliun, serta utang pihak berelasi jangka pendek US$282,27 juta atau Rp4,05 triliun.
Sementara itu, jika dilihat keseluruhan berdasarkan laporan keuangan perusahaan per akhir kuartal III/2021, persoalan kewajiban yang harus dijelaskan cara bayarnya oleh Garuda secara realistis yakni kepada kreditur, perbankan, perusahaan pembiayaan maupun mitra lainnya adalah sebesar US$13,02 miliar atau sekitar Rp187,26 triliun (kurs Rp14.375 per US$).