Bisnis, JAKARTA — Turunnya konsumsi listrik nasional pada 2020 akibat pandemi Covid-19 hingga tren pertumbuhan setrum yang tidak setinggi proyeksi disebut-sebut menjadi kendala utama penyebab target penyelesaian pembangunan megaproyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) kian molor.
Padahal, megaproyek pembangkit 35.000 MW yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2015 lalu, semula ditargetkan rampung pada 2019. Namun, dengan kondisi kelebihan pasok (oversupply) listrik nasional akibat ketimpangan antara pertumbuhan permintaan beban dan masuknya tambahan pasokan, membuat target penyelesaian proyek itu kembali molor.
“Kami kebebanan penambahan pasokan waktu itu diperkirakan 7 gigawatt [GW] di 2021, sedangkan di saat bersamaan penambahan beban [permintaan] ini hanya di Jawa 1,1 GW. Jadi ada kelebihan 6 GW. Tentu saja waktu itu diprediksi keuangan PLN akan ambruk dengan kondisi yang sangat sulit itu,” kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, dikutip Jumat (7/7/2023).
Baca juga: Langkah Maju PLN 'Menghijaukan' Pembangkit Listrik