Bisnis, MANGUPURA — India dan Pakistan boleh dibilang menjadi negara destinasi utama atau penadah dari sawit Indonesia. Meskipun, penguasaha negara tersebut masih mengeluhkan sejumlah tantangan di tengah gejolak minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Kebijkan pelarangan ekspor sementara CPO oleh pemerintah Indonesia memiliki andil besar terhadap gejolak pasar global komoditas tersebut. Meskipun kebijakan tersebut tidak lama, dan kemudian dicabut pada 23 Mei 2022.
Executive Director The Solvent Extractor’s Association of India BV Mehta dalam Global Vegetable Oil Markets: Regional Perspective di Indonesian Palm Oil Conference (IPOC), 4 November 2022, mengatakan India bergantung impor kelapa sawit sebesar 60 persen. Dia menyebut dua tahun terakhir CPO Indonesia menjadi pilihan utama India. Namun setelah kebijakan pelarangan ekspor, dia mengklaim pasar Indonesia berkurang, lantaran digantikan oleh Malaysia.
Jika diperinci, prosentase, lanjutnya, impor dari Malaysia sekitar 50 persen, Indonesia 45 persen, dan 5 persen sisanya dari Thailand dan sejumlah negara. Dari semua minyak nabati, konsumsi minyak sawit saat ini di atas 33 persen, sementara minyak kedelai 23 persen, diikuti minyak mustard 15 persen dan minyak biji bunga matahari 8 persen.