Bisnis, JAKARTA – Perkiraan pengamat bahwa neraca perdagangan Indonesia akan meningkat terjawab sudah. Bahkan, terjadi surplus neraca perdagangan di atas perkiraan. Pengamat menduga surplus berada pada kisaran US$3,1 miliar. Sementara itu, BPS mengumumkan surplus di bulan Februari menembus angka US$3,83.
Capaian tersebut merupakan surplus ke 22 secara beruntun sejak 2020. Surplus yang terjadi pada Februari 2022 meningkat dibandingkan Januari yang mencapai US$930 juta. Nilai ekspor tercatat mencapai US$20,46 miliar, mengalahkan nilai impor yang berada di posisi US$16,64 miliar.
Prediksi pengamat bahwa harga komoditas akan menjadi faktor pendorong dikonfirmasi penjelasan Kepala BPS Margo Yuwono. Menurut Margo surplus neraca perdagangan pada Februari dipicu kenaikan harga komoditas antara lain batu bara, tembaga, timah, dan nikel.
Margo menyebutkan nilai ekspor Februari 2022 naik 6,7 persen dibandingkan Januari 2022 dan naik 34,14 persen dibandingkan Februari 2021.
"Kondisi ekspor pada Januari 2022 dan Februari 2022 lebih baik dari tahun sebelumnya," ujar Margo, Selasa (15/3/2022).
Secara tahunan, kenaikan neraca perdagangan didorong oleh ekspor nonmigas yang naik 35,24 persen. Sementara itu, ekspor migas naik 15,60 persen.