Bisnis, JAKARTA - Industri tekstil dalam negeri menghadapi tekanan tak berkesudahan dalam beberapa tahun terakhir. Setelah pandemi Covid-19, sektor manufaktur ini ikut terdampak gejolak geopolitik hingga maraknya produk ilegal dari pasar global.
Setelah terpukul selama pandemi, industri tekstil, garmen maupun alas kaki kian terpojok dengan menurunnya permintaan dari pelbagai negara tujuan ekspor, terutama Amerika Serikat dan Eropa. Namun, faktor ini bukan satu-satunya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Danang Girindrawardana mengatakan bahwa pelemahan industri tekstil telah menjadi masalah tahunan. Selain pelemahan permintaan dari pasar utama, industri tekstil tertekan oleh regulasi dan lemahnya penindakan terhadap produk tekstil hasil impor ilegal.
Banjirnya produk importasi tekstil dan garmen ilegal yang masuk ke Indonesia berdampak cukup signifikan. Pengusaha disebut tidak mampu bersaing dengan importir ilegal karena harga jual yang lebih murah.