Ngetop Prapandemi, Bisnis Coworking Space Kini Nyaris Mati Suri

Selama pandemi, hanya sektor esensial yang diperbolehkan bekerja dari kantor, sedangkan mayoritas sektor tersebut memiliki kantor sehingga tidak membutuhkan layanan coworking space. 

Redaksi

9 Nov 2021 - 13.50
A-
A+
Ngetop Prapandemi, Bisnis Coworking Space Kini Nyaris Mati Suri

Salah satu coworking space di Kuningan, Jakarta Selatan./Reuters

Bisnis, JAKARTA — Beberapa tahun lalu, bisnis coworking space sempat menjadi tren arus tengah di berbagai kota besar Tanah Air. Konsep berbagi ruang kerja begitu digemari, tetapi semua pupus ketika panemi Covid-19 menerjang dan memaksa mayoritas khalayak bekerja dari rumah.

Selama pandemi, tak dapat dipungkiri, perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bisnis coworking space mengalami penurunan peminat secara signifikan.

Bahkan setelah kurva pandemi mulai melandai, kelesuan bisnis coworking space diprediksi sulit dipulihkan seperti kondisi prapandemi.

Peneliti ekonoli digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut startup bidang coworking space membutuhkan upaya ekstrakeras untuk dapat memulihkan bisnis mereka.

"Pandemi kan membuat orang bekerja dengan remote. Banyak yang tidak ke kantor lagi. Akhirnya, permintaan coworking space menurun drastis," ujarnya saat dihubungi, Selasa (9/11/2021).

Suasana co-working space di Cocowork The Maja, Jakarta Selatan./cocowork.co

Mengutip data Google, Temasek, dan Bain, Huda menunjukkan adanya penurunan pergerakan orang ke kantor hingga lebih dari 50 persen lebih saat pandemi. Terlebih, pada masa-masa awal penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 2020 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 2021. 

Menurut Huda, mayoritas pekerja kantoran di Indonesia bekerja dari rumah. Hanya sektor esensial yang diperbolehkan bekerja dari kantor, sedangkan mayoritas sektor tersebut memiliki kantor sehingga tidak membutuhkan layanan coworking space

Huda mengatakan ke depan setelah pandemi usai bisnis coworking space diperkirakan tidak akan pulih kembali ke titik awal sebelum pandemi mas. Permintaan diprediksi berkurang karena kebiasaan kerja dari rumah, atau dari berbagai tempat, terus berlanjut. 

"Tidak lagi memerlukan ruang rapat atau meja kerja di kantor. Orang biasa kerja di kafe atau bahkan pinggir pantai skrg sekalian liburan," ucapnya. 

Namun, Huda mengatakan bisnis coworking space ke depannya dapat dikembangkan menjadi penyedia alamat untuk berbagai perusahaan.

Hal itu terkait keberadaan perusahaan-perusahaan terbatas di Indonesia masih harus berada di kawasan perkantoran. Nantinya, kata Huda, coworking space harus bisa menjadi virtual office yang mengurus berbagai administrasi perkantoran. 

Huda melanjutkan, coworking space juga dapat dikombinasikan dengan bisnis staycation. Dengan demikian, konsumen dapat merasakan sensasi layanan hotel dan liburan dengan fasilitas yang mendukung pekerjaan.

KOLABORASI

CEO Ngalup.co Andina Paramitha mengatakan selama pandemi startup sektor coworking space mengalami penuruan aktivitas dan pendapatan. 

"Selama ini coworkig space juga harus mengikuti aturan dari pemerintah, terutama saat terjadi lonjakan kasus [Covid-19]. Akibatnya, kapasitas harus dikurangi sampai 50 persen di harga yang sama karena operasional tetep berjalan penuh," ujarnya.

Menurutnya, penawaran harga terkadang menjadi tantangan karena dengan harga yang sama, konsumen hanya mendapatkan separuh dari keseluruhan kapasitas. Di sisi lain, para pebisnis coworking space dipaksa untuk menekan pengeluaran seefektif mungkin. 

Andina mengatakan saat ini banyak konsumen  memutuskan untuk bekerja dari rumah masing-masing. Menyikapi itu adaptasi terus diupayakan oleh coworking space dengan tetap memfasilitasi konsumen terutama startup untuk berjejaring melalui layanan digital. 

Bagi Andin di satu sisi keadaan tersebut membuat ruang gerak perusahaan terbatasi secara virtual, tetapi di sisi lain dapat lebih fleksibel menjangkau mitra-mitra atau konsumen yang sebelumnya hanya bisa ditemui secara langsung.

Kepala Divisi Komunikasi Asosiasi Coworking Indonesia tersebut mengatakan beberapa coworking space harus mencari alternatif bisnis atau menerapkan strategi pivot menjadi inkubator, event organizer, penyedia kantor virtual, sewa studio podcast, dan studio kreatif untuk UMKM.

Namun, lanjutnya, masih terdapat banyak kemungkinan yang dapat dilakukan terkait pemulihan dan ekspansi coworking space, salah satunya menjadi media kolaborasi antarstartup dan berbagai lini bisnis.

Peluang tersebut dapat dilakukan karena umumnya coworking space menjadi tempat bertemunya UMKM sekitar dan startup pemula atau entry level

PELUANG LAIN

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut startup bidang coworking space masih memiliki beberapa segmen pasar yang bisa diadopsi dengan baik.

Menurut Edward, perusahaan yang sebelumnya memiliki ruang kantor permanen saat ini memilih menerapkan kombinasi coworking dan kerja dari rumah atau dari berbagai tempat.

Dia mengatakan saat ini ruang perkantoran terkena dampak besar dari pandemi. Banyak perusahaan mengurangi pengeluaran dengan menjual aset dan meniadakan ruang kerja permanen. Walaupun keberadaan kantor tetap diperlukan oleh sebagian perusahaan.

Keadaan itu, Edward melanjutkan, menjadi peluang bagi perintis coworking space untuk menawarkan biaya sewa yang lebih ringan dan fleksibel, tetapi tidak mengurangi efektivitas pekerja.

Co-Founder & Managing Partner Ideosource Venture Capital tersebut mengatakan ke depan pola hibrida (campuran luring dan daring) dan virtual dalam aktivitas perusahaan akan semakin banyak.

Hal itu sejalan dengan kemajuan teknologi terutama ke arah metaverse yang dianut sebagian besar perusahaan teknologi. 

"Selain itu sangat mungkin startup coworking space berkolaborasi dengan pemilik properti yang saat ini banyak kosong untuk menjual layanan  paket staycation dengan hotel, apartemen, paket kuliner, dan lainnya," ucapnya.

Coworking space JustCo./ilustrasi

Sementara itu, perusahaan rintisan di sektor penyedia layanan coworking space optimistis dapat pulih dari dampak pandemi. Dalam kaitan itu, JustCo siapkan sejumlah terobosan baru di bidang pelayanan. 

General Manager Thailand & Indonesia JustCo Joy Lertpitakkit menyebut bisnis coworking space sangat terdampak adanya PPKM yang mengharuskan karyawan bekerja dari rumah. 

"Namun dengan adanya peraturan baru yang memperbolehkan bisnis untuk kembali bekerja dari kantor sebanyak 75 persen dan tren kerja hibrida, kami optimis kebutuhan ruang kerja yang fleksibel akan terus meningkat," ujarnya.

Joy mengatakan saat ini perusahaan besar sudah mulai memberlakukan kerja campuran luring dan daring serta memilih tempat kerja yang fleksibel seperti coworking space sehingga mendapat pilihan ruang kerja yang mudah diatur sesuai kebutuhan.

Dengan demikian, diperkirakan kebutuhan akan ruang kantor fleksibel akan meningkat. 

Dalam 12 sampai 18 bulan terakhir, Joy melanjutkan, JustCo telah menerima member baru seperti L’Oreal, Netflix dan TikTok. Hal tersebut membuat perusahaan yakin akan keberlangsungan ruang kerja fleksibel. 

Menurut Joy, pandemi telah membuat banyak perusahaan beralih ke ruang kerja yang fleksibel sebagai salah satu solusi untuk menghemat biaya. Kondisi tersebut membuat JustCo mengubah pendekatan dan metode bisnisnya untuk lebih memanfaatkan teknologi.  

Joy mengatakan ada perubahan pendekatan yang digunakan JustCo untuk menyikapi adanya pandemi.

Pertama, pendekatan penjualan, dalam hal ini JustCo tidak lagi menjual lebih banyak meja dan ruangan yang lebih besar, tetapi fokus kepada menyediakan solusi yang tepat bagi konsumen terkait ruang kerja. 

“Kami sekarang meminta klien untuk memberi tahu kami tantangan ruang kerja yang mereka hadapi sehingga kami dapat menyesuaikan dengan kombinasi solusi ruang kerja yang sesuai kebutuhan," ucapnya.

Kedua, penggunaan teknologi yang diterapkan pada sistem pelayanan. JustCo menjalin kerja sama dengan REinvent Ventures untuk mengintegrasikan JustCo ke dalam Switch, platform teknologi untuk pemesanan ruang kerja atau coworking space.

Layanan yang segara hadir di Indonesia tersebut memungkinkan pembayaran hanya untuk setiap penggunaan sehingga lebih efektif dari segi pembiayaan. 

Joy mengatakan ke depan JustCo akan menyediakan layanan pengelolaan aset gedung bagi para pemilik gedung maupun ruang kerja atau kantor. Layanan tersebut juga merupakan salah satu terobosan JustCo untuk pulih dari dampak pandemi. (Thovan Sugandi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.