Judul tulisan ini sekilas seperti permainan semantik yang tidak menimbulkan dampak dan makna apa-apa.
Namun ketika frasa itu merupakan kata-kata dalam perjanjian internasional hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atau COP-26 di Glasgow, yang berakhir 12 November lalu, masalahnya bisa lain.
Tidak hanya menjadi perhatian internasional, tapi juga menyangkut nasib bumi yang diperkirakan makin panas akibat perubahan iklim.
Selama dua minggu pembicaraan iklim PBB di Glasgow, Skotlandia, perselisihan semantik dalam teks akhir perjanjian mendominasi perdebatan para negosiator iklim.