Pamor Bitcoin Mulai Pudar, Uang Kripto Lain Berjaya

Perlahan-lahan dominasi Bitcoin mulai tergerus seiring makin banyaknya jenis uang kripto. Investor pun punya banyak pilihan jika ingin menginvestasikan dana ke mata uang digital tersebut.

3 Mei 2021 - 15.04
A-
A+
Pamor Bitcoin Mulai Pudar, Uang Kripto Lain Berjaya

Ilustrasi Bitcoin diletakkan di atas lembaran uang dolar AS. - REUTERS/Dado Ruvic

Bisnis, JAKARTA - Gerak pasar uang kripto semakin menarik untuk dicermati. Apalagi telah muncul beragam jenis mata uang digital yang dapat menjadi pilihan investor.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian pasar ialah Ether. Pasalnya, harga Ether berhasil menembus US$ 3.000 untuk pertama kalinya.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (3/5/2021) pagi, Ether diperdagangkan di angka US$ 3.045 atau sekitar Rp 44 juta (Rp 14.453/US$). Angka tersebut meningkat 15 persen dibandingkan harga sebelumnya.

Dengan kenaikkan harga tersebut, total valuasi Ethereum mencapai US$ 351,17 miliar. Mata uang kripto itu pun kokoh berada di posisi kedua 10 besar mata uang kripto.

Para pengamat pun optimistis harga Ether bisa terus merangkak naik sepanjang tahun ini. Pakar strategi Evercore ISI Rich Ross bahkan menargetkan harga Ether bisa mencapai US$ 3.900. 

Selain Ether, harga Binance Coin juga naik 3.490 persen selama 12 bulan terakhir. Jenis uang kripto itu berada di posisi ketiga dengan valuasi pasar sebesar US$ 95,76 miliar.

Pergerakan yang cukup masif juga terjadi pada Dogecoin. Koin kripto itu awalnya diciptakan hanya untuk lelucon saja.

Namun, koin tersebut telah menjadi favorit di media sosial dengan harga yang melonjak 15.000 persen. Sedangkan valuasi pasarnya telah mencapai sekitar US$ 50 miliar.

Sedangkan Bitcoin masih di posisi pertama dengan total valuasi mencapai US$ 1,08 triliun. Meski begitu, dominasi Bitcoin sudah tergerus menjadi 46 persen dari total valuasi pasar aset US$ 2,3 triliun.

Padahal, Bitcoin sempat merajai pasar uang kripto dengan menggenggam 70 pangsa pasar pada awal tahun ini. Pendukung aset kripto berpendapat investor semakin nyaman dengan berbagai token yang tersedia. Sehingga koin digital lain bisa merangsek mengejar valuasi Bitcoin.

"Ethereum meningkat dan tidak banyak yang menghalangi jalannya," ujar Edward Moya, analis pasar senior di Oanda Corp dilansir dari Bloomberg, Jumat (30/4/2021).

Kejatuhan Harga Bitcoin

Di sisi lain, Bitcoin belum benar-benar pulih setelah anjlok dari level US$ 64,87 pada pertengahan April. Harga aset kripto itu pada Senin (3/5/2021) pukul 12.18 mencapai US$ 57.963.

Harganya sepanjang 24 jam terakhir masih naik sebesar 2,19%. Sedangkan selama sepekan terakhir naik hingga 10,49%.

Namun, harga belum berhasil menembus capain tertinggi pada pertengahan April 2021. Bitcoin saat ini diperdagangkan pada harga rata-rata 50 hari terakhir sekitar US$ 57.000.

Harga Bitcoin memang sulit menanjak meskipun telah anjlok cukup dalam dari titik tertingginya. Padahal Presiden ProChain Capital, David Tawil, sebelumnya berharap laju penurunan drastis Bitcoin dapat mengangkat uang kripto tersebut.

"Tetapi pada akhirnya, saya pikir fakta bahwa hal-hal dapat pulih dan stabil adalah hal yang baik," ujar dia dilansir dari Bloomberg, Kamis (29/4/2021).

Sedangkan Kepala Strategi Investasi di CFRA Research, Sam Stovall berharap Bitcoin dapat mengikuti pergerakan pasar saham yang terus maju. Bitcoin sejauh ini telah naik 115 persen selama setahun terakhir.

Salah satu mata uang kripto, degocoin.

Firma riset analitik yang berbasis di London, Quant Insight, mengatakan kenaikkan harga ditopang adanya kebijakan inflasi dan bank sentral dalam setahun terakhir.

Selain itu, Bitcoin dianggap sebagai aset lindung nilai inflasi. Koin kripto tersebut juga terus dipromosikan sebagai aset penyimpan kekayaan dengan penekanan harga bakal meningkat. Hal itu pun menimbulkan minat yang sangat besar terhadap Bitcoin.

Apalagi perusahaan yang didirikan Elon Musk, Tesla, telah berhasil mendapatkan keuntungan hingga US$ 272 juta. Adapun aset digital perusahaan tersebut setelah membeli Bitcpin mencapai US$ 1,5 miliar.

Hal itu pun menarik perusahaan penyedia game online, Nexon Co. untuk memborong Bitcoin senilai US$ 100 juta. Perusahana itu pun memperoleh 1.717 Bitcoin dengan harga rata-rata sekitar US$ 58.226.

Pembelian tersebut mewakili kurang dari 2 persen total kas dan setara kas Nexon. meski begitu, pembelian uang digital itu merupakan yang terbesar dilakukan perusahaan yang diperdagangkan di bursa Tokyo tersebut.

"Pembelian Bitcoin kami mencerminkan strategi disiplin untuk melindungi nilai pemegang saham dan untuk menjaga daya beli aset tunai kami," ujar Kepala Eksekutif Nexon, dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip dari Bloomberg, Rabu (28/4/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.