Mulai besok, Selasa (28/11/2023) hingga 10 Februari 2024, tahapan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 memasuki fase kampanye. Masa-masa ketika beragam ajakan untuk memilih melalui berbagai media seperti baliho, poster, hingga bagi-bagi kaus demi melenggang meraih ke kursi kuasa.
Johan Budi Sapto Pribowo, mantan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi itu terpilih sebagai Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VII mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menyatakan bahwa tak murah untuk bisa melenggang menjadi wakil rakyat di Senayan. “Buat ukuran saya mahal. Apalagi dulu kampanyenya 6 bulan,” katanya kepada Bisnis dalam satu obrolan di ruang kerjanya, belum lama ini.
Satu faktor yang membuat ongkos kampanye terlihat mahal yakni dari sisi pengeluaran untuk membuat alat peraga kampanye (APK) seperti kaus, baliho, banner, spanduk, dan lain sebagainya. Belum lagi, biaya untuk membayar saksi saat penghitungan suara, juga menjadi tanggungan caleg.
Apalagi, caleg yang tinggal jauh dari dapil, harus mengeluarkan ongkos tambahan untuk biaya perjalanan. “Dulu yang saya laporkan ke KPU [Komisi Pemilihan Umum] untuk transportasi saja, sudah di atas Rp100 juta,” kata Johan Budi yang memulai karier di parlemen pada Pemilu 2019.