Parlemen Indonesia Walk Out Saat Israel Ajukan Pembelaan Genosida

Aksi walk out juga diikuti oleh banyak negara Islam, seperti Iran dan sejumlah negara lainya yang simpati terhadap Palestina.

Rinaldi Azka

27 Mar 2024 - 15.59
A-
A+
Parlemen Indonesia Walk Out Saat Israel Ajukan Pembelaan Genosida

Reruntuhan bangunan di Gaza, Palestina./Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Parlemen Indonesia atau delegasi DPR RI melakukan aksi walk out pada sidang lanjutan Inter-Parliamentary Union (IPU) yang digelar di Jenewa, Swis, Senin (25/3/2024) waktu setempat. Aksi tersebut dilakukan sebagai respon kekecewaan terhadap sikap Israel yang turut pula mengajukan draf proposal draf kemanusiaan atau emergency item terkait pembelaan dalam melakukan genosida terhadap warga Palestina.

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon menjelaskan aksi walk out juga diikuti oleh banyak negara Islam, seperti Iran dan sejumlah negara lainya yang simpati terhadap Palestina. Fadli mengatakan, aksi walk out adalah sikap yang sangat pantas terhadap negara penjajah yang tidak mau menciptakan perdamaian.

"Sikap kita ini menunjukkan bahwa kita anti penjajahan dan ini juga sesuai dengan konstitusi kita bahwa penjajahan di atas dunia dan di muka bumi ini harus dihapuskan," ujar Fadli, dikutip dari laman DPR, Rabu (27/3/2024).

Menurut Fadli, pembantaian yang dilakukan Israel adalah tindakan biadab yang berlangsung sejak 75 tahun lalu. Dia menyebut sudah tak terhitung lagi berapa banyak nyawa melayang akibat penembakan, juga pengeboman secara membabi-buta.

"Apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina jelas adalah kolonialisme dan bukan dimulai tanggal 7 Oktober 2023, tapi sudah sejak 75 tahun yang lalu," kata Politisi Fraksi Partai Gerindra ini.

Mengenai hal ini, kata Fadli, Indonesia secara konsisten akan memperjuangkan semangat kemerdekaan bagi rakyat Palestina serta ikut bergerak dalam menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan bunyi konstitusi yang ada.

Sebagai langkah kongkret, Indonesia dalam waktu dekat akan melakukan berbagai pertemuan bilateral dengan berbagai negara. Salah satu yang akan dibahas adalah draf emergency item yang disusun bersama Malaysia.

Baca Juga : Dampak setelah Ruang Udara Natuna-Kepri Kembali ke Tangan RI 

Tentara Israel duduk di dalam kendaraan militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan dengan Gaza, di Israel selatan, 18 Desember 2023. REUTERS/Ronen Zvulun

"Inilah yang saya kira harus diperjuangkan oleh Indonesia sehingga Palestina bisa merdeka, dan tentu dalam semangat menciptakan perdamaian dunia juga seperti apa yang diamanatkan oleh konstitusi kita," katanya.

“Kita juga melihat PBB sudah lebih maju karena menyetujui gencatan senjata dalam waktu dekat ini”

Diketahui, Indonesia dan Malaysia, sebelumnya juga telah menyusun draf emergency item atau resolusi perdamaian dari sisi diplomasi parlemen sebagai salah satu usulan komprehensif terkait gencatan senjata dan akses bantuan kemanusiaan, termasuk juga tentang penghormatan hukum-hukum internasional.

"Jadi kita akan menyampaikan hal-hal yang terkait itu dan mudah-mudahan ke depan bisa ikut menjadi bagian dari solusi. Kita juga melihat PBB sudah lebih maju karena menyetujui gencatan senjata dalam waktu dekat ini, juga resolusi lain seperti bantuan kemanusiaan, pelepasan sandera termasuk juga batas-batas wilayah dan teritorial yang selama ini sudah ada di dalam resolusi perserikatan bangsa-bangsa," terangnya

Draf resolusi perdamaian antara Indonesia-Malaysia itu berpotensi mendapat persetujuan untuk mendesak peperangan dengan syarat disetujui 2/3 anggota IPU. Maka itu, delegasi DPR RI terus menggalang kekuatan parlemen baik melalui OKI (Organisasi Kerjasama Islam) maupun Parlemen Asia akan mengkonsolidasikan agar nantinya ada satu draf yang diajukan yang mendukung gencatan senjata di Gaza, Palestina.

Baca Juga : Taktik Trump di Konflik Palestina Jadi Ancaman Biden 

Upaya Parlemen Indonesia

BKSAP DPR RI terus mendorong berbagai negara yang tergabung dalam Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk menyetujui emergency item atau draf kemanusiaan yang disusun Indonesia-Malaysia, sebagai upaya bersama dalam menghentikan peperangan di Gaza, Palestina.

Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Sukamta mengatakan bahwa perang Gaza telah menimbulkan luka bagi para korban yang meninggal dunia. Karena itu, Indonesia konsisten dalam memperjuangkan kemanusiaan dan upaya diplomasi untuk menghentikan peperangan.

"Kita sudah bertemu berbagai negara, tetapi yang paling penting Indonesia sedang mengusulkan emergency item tentang diplomasi parlemen untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengakhiri pembantaian di Gaza," ujar Sukamta di sela-sela Sidang IPU ke-148 yang digelar di Jenewa, Swiss, Minggu (24/3/2024)

Sukamta mengatakan sejauh ini ada 3 kelompok negara yang mengusulkan perdamaian di Gaza. Kelompok itu terdiri dari kelompok negara Asia, Afrika, dan Arab. Melalui pertemuan dengan parlemen negara organisasi kerja sama Islam atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), Sukamta berharap dukungan terhadap emergency item isu Palestina dapat mencapai 70 persen. Sehingga, dapat menjadi salah satu resolusi sidang umum parlemen dunia untuk ditindaklanjuti di masing-masing negara.

“Kami di parlemen, baik OKI (Organisasi Kerjasama Islam) maupun Parlemen Asia akan mengkonsolidasikan agar nantinya ada satu draf yang diajukan (untuk menghentikan perang di Gaza)”

Baca Juga : Alasan Inggris Anggarkan Rp2,32 Triliun untuk Umat Muslim 

Para delegasi DPR RI saat melakukan aksi walk out pada sidang lanjutan Inter-Parliamentary Union (IPU) di Jenewa, Swis, Senin (25/3/2024). Foto: TVR/nr

Sedangkan kelompok Indonesia-Malaysia berpotensi mendapat persetujuan untuk mendesak peperangan dengan syarat disetujui 2/3 anggota. Maka itu, Indonesia di parlemen baik OKI (Organisasi Kerjasama Islam) maupun Parlemen Asia akan mengkonsolidasikan agar nantinya ada satu draf yang diajukan.

Meskipun nantinya usulan yang diajukan hanya satu, namun konten dan konsep usulan negara lain tetap akan dimasukan untuk mengadopsi hal lain yang diperlukan. Hal ini penting mengingat kubu Israel juga terus menggelar konsolidasi dan menggalang kekuatan.

"Yang jelas walaupun nantinya usulannya hanya satu, tetapi konten dari negara lain akan dimasukan semua sehingga bisa mengadopsi usulan negara lain juga. Nah ini perjuangan masih panjang karena di sisi lain Israel juga sedang menggalang kekuatan," kata Anggota Komisi I yang salah satunya membidangi persoalan luar negeri itu.

Sukamta berharap, usulan emergency item ini mampu mendorong berbagai negara mendukung langkah Indonesia dalam mengakhiri peperangan Gaza dan mengedepankan kemanusiaan dunia.

"Resolusi IPU ini memang tidak akan langsung menghentikan, tetapi kalau draf ini disepakati maka ini adalah langkah maju untuk mengakhiri peperangan. Semoga semua megara terketuk rasa kemanusiaannya," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rinaldi Azka

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.