Pelonggaran PPKM Dongkrak Pertumbuhan Dana Kelolaan Reksa Dana

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan produk reksa dana secara industri per 30 September 2021 ada di posisi Rp551,76 triliun. Jika dibandingkan dengan posisi Juni 2021 yang senilai Rp536,1 triliun, terjadi peningkatan sebesar 2,9% sepanjang kuartal III/2021.

Lorenzo Anugrah Mahardhika & Ika Fatma Ramadhansari

10 Okt 2021 - 16.43
A-
A+
Pelonggaran PPKM Dongkrak Pertumbuhan Dana Kelolaan Reksa Dana

Bisnis, JAKARTA — Pelonggaran PPKM yang diberlakukan pemerintah menjadi katalis utama peningkatan dana kelolaan reksa dana atau asset under management (AUM) sepanjang kuartal III/2021.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan produk reksa dana secara industri per 30 September 2021 ada di posisi Rp551,76 triliun. Realisasi tersebut naik 1,69% bila dibandingkan dengan catatan per akhir Agustus 2021 sebanyak Rp542,54 triliun.

Namun, jika dibandingkan dengan posisi AUM reksa dana per akhir tahun 2020 yang sebesar Rp573,524 triliun, posisi AUM per September 2021 masih tercatat menurun 3,8% year-to-date (YtD).

Hasil tersebut sekaligus membuat jumlah dana kelolaan reksa dana terus bertumbuh sepanjang kuartal III/2021 lalu. Sepanjang Juli - September 2021, jumlah AUM reksa dana masing-masing sebesar Rp538,27 triliun, Rp542,54 triliun, dan Rp551,76 triliun.

Di tengah pertumbuhan tersebut, reksa dana dana saham juga mencatatkan  kinerja yang sejalan dengan industri. Tercatat, dana kelolaan reksa dana saham adalah sebesar Rp129,58 triliun, naik dari posisi akhir Agustus 2021 sebanyak Rp127,52 triliun.

Kenaikan juga terjadi pada reksa dana terproteksi atau capital protected fund. Tercatat, jumlah dana kelolaan reksa dana terproteksi pada akhir September 2021 tumbuh menjadi Rp97,46 triliun dari posisi Rp93,73 triliun.

Sementara itu, dana kelolaan reksa dana berbasis obligasi atau fixed income fund tercatat naik dari Rp149,2 triliun pada akhir Agustus 2021 menjadi Rp152,26 triliun.

DI sisi lain, penurunan terjadi pada dana kelolaan reksa dana pasar uang menjadi Rp104,01 triliun dari sebelumnya Rp105,98 triliun.

Adapun, reksa dana campuran atau mixed asset fund juga mencatatkan kenaikan dana kelolaan dari Rp25,19 triliun menjadi Rp25,92 triliun.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, salah satu sentimen utama yang menopang kenaikan jumlah dana kelolaan sepanjang kuartal III/2021 adalah mulai dilonggarkannya PPKM.

Ia memaparkan, pelonggaran PPKM membuat kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan lebih optimal dan efisien. Hal ini berimbas pada performa emiten-emiten yang turut berdampak pada menguatnya indeks harga saham gabungan (IHSG).

"Pelonggaran ini juga berdampak pada meningkatnya minat masyarakat untuk investasi ke reksa dana." jelasnya saat dihubungi pekan ini.

Wawan melanjutkan, sentimen pelonggaran PPKM ini masih akan mempengaruhi pertumbuhan dana kelolaan industri reksa dana di sisa tahun 2021. Semakin digenjotnya vaksinasi di Indonesia memunculkan ekspektasi pasar terhadap perbaikan aktivitas ekonomi yang semakin optimal

Sentimen tersebut turut didukung dengan tren penguatan harga komoditas. Hal tersebut akan menjadi katalis positif bagi perusahaan-perusahaan terkait di sektor tersebut serta bidang terkait lainnya.

Meski demikian, ia mengatakan prospek pertumbuhan dana kelolaan reksa dana juga dibayangi oleh isu negatif. Menurutnya, katalis negatif yang akan diperhatikan pasar adalah antisipasi kenaikan suku bunga the Fed yang dikabarkan mulai diberlakukan pada tahun depan.

Seiring dengan sentimen tersebut, Wawan memperkirakan reksa dana saham akan menjadi motor utama peningkatan dana kelolaan di sisa tahun ini. Sementara itu, dari sisi jumlah investor, reksa dana pasar uang masih akan menjadi pilihan.

"Peluang pertumbuhannya masih cukup terbuka sampai akhir 2021. Kami perkirakan jumlah dana kelolaan reksa dana pada akhir tahun berada di kisaran Rp560 triliun - Rp570 triliun," pungkasnya.

Head of Investment Avrist Asset Management Tubagus Farash Akbar Farich menyampaikan terdapat peningkatan AUM hampir 5% pada bulan September di Avrist AM sehingga mengumpulkan dana kelolaan sebesar Rp5 triliun.

“Pertumbuhan AUM cukup merata terjadi di reksa dana pasar uang, saham, campuran dan pendapatan tetap,” jelas Farash kepada Bisnis, Jumat (7/10).

Farash mengungkapkan bahwa untuk kinerja produk reksa dana saham dan reksa dana pasar uang di Avrist mengalami pertumbuhan positif, sedangkan untuk produk reksa dana pendapatan tetap sedikit mengalami koreksi.

Dia menyampaikan bahwa kenaikan AUM perusahaannya didukung oleh kenaikan harga saham dan juga pertumbuhan jumlah investor terutama investor individu. Adapun, number of account meningkat sebanyak 18.000 akun sepanjang bulan September.

Melihat pertumbuhan tersebut, Farash menyampaikan bahwa tren positif reksa dana saham yang terjadi pada September 2021 sejauh ini terus berlanjut positif sepanjang bulan Oktober ini.

Hal tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan harga saham emiten-emiten berkapitalisasi besar atau big caps di indeks LQ45, sehingga kinerja reksa dana indeks LQ45 ungkapnya tumbuh sangat baik dengan kenaikan mencapai sekitar 5% di sepanjang bulan Oktober ini.

Sementera itu, dia menjelaskan bahwa produk reksa dana pendapatan tetap Avrist AM juga sedikit rebound di bulan Oktober dengan kinerja positif sepanjang bulan akibat imbal hasil SUN Indonesia yang sedikit turun.

“Saat ini kinerja tertinggi [Avrist AM] untuk periode satu tahun adalah reksa dana saham dengan kinerja sekitar 24%,” tutup Farash.

OPTIMISTIS

Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan, pihaknya optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan hingga akhir 2021.

"Kami mematok target dana kelolaan sebesar Rp15 triliun hingga akhir tahun ini," kata Rudiyanto saat dihubungi pekan ini.

Berdasarkan data OJK, jumlah dana kelolaan Panin AM hingga akhir September adalah sebesar Rp12,94 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan catatan pada Agustus 2021 sebesar Rp12,8 triliun.

Guna mencapai target tersebut, Panin AM telah menyiapkan beberapa strategi, salah satunya adalah dengan meningkatkan kemampuan tenaga pemasar agar dapat memberikan layanan yang lebih berkualitas.

Sementara itu, Panin AM juga akan menjalin kerja sama dengan agen penjual aplikasi online. Sebelumnya, Rudiyanto menyebutkan beberapa agen penjual online yang akan bekerja sama dengan Panin AM, yakni Ajaib Sekuritas dan Moduit.

“Diskusi dengan penyedia lainnya masih terus berlangsung hingga saat ini,” ujarnya.

Rudiyanto meyakini, pertumbuhan dana kelolaan reksa dana akan berlanjut hingga akhir tahun 2021. Hal ini seiring dengan tren positif pada IIHSG serta penguatan pada harga obligasi.

"Seharusnya hingga akhir tahun kenaikan AUM akan berlanjut. Selain tren positif pasar modal, peningkatan jumlah investor juga turut berperan," imbuhnya.

Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, potensi pertumbuhan dana kelolaan reksa dana pada kuartal IV/2021 masih cukup positif. Hal ini seiring dengan kepercayaan dan ekspektasi investor terhadap perbaikan ekonomi yang mulai terlihat sejak kuartal III/2021 lalu.

"Pemulihan pasar modal yang mulai terlihat secara bertahap secara tidak langsung akan berpengaruh juga ke pertumbuhan AUM reksa dana," jelasnya saat dihubungi pada pekan ini.

Berdasarkan data OJK, jumlah dana kelolaan Pinnacle hingga akhir September adalah sebesar Rp2,15 triliun. Guntur mengatakan, secara YtD jumlah dana kelolaan Pinnacle telah tumbuh sekitar 25%.

Guna menjaga pertumbuhan tersebut, Guntur mengatakan pihaknya akan meningkatkan transparansi dalam proses investasi terhadap investor. Selain itu, Pinnacle terus mencari jalan untuk meningkatkan kinerja produk-produknya.

"Sejauh ini beberapa produk unggulan kami mencatatkan kinerja yang sangat baik jika dibandingkan dengan industri," lanjutnya.

Selain itu, Pinnacle juga aktif mengembangkan jalur distribusi dengan mitra digital APERD (agen penjual reksadana) dan fintech di wealth management.

Guntur mengatakan, pada tahun ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan 3 mitra APERD digital terbaru, yakni Motion Trade milik MNC, Smard, dan Pluang. Dengan demikian, saat ini Pinnacle telah bekerja sama dengan 12 mitra APERD digital.

Secara rinci, mitra-mitra APERD Pinnacle adalah, IPOT, Bareksa, Ajaib, Bibit, Tanamduit, Moduit, Motion Trade milik MNC, MaxFund milik Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Trima milik Trimegah Sekuritas, Kelola, dan Smard.

“Masih ada beberapa calon mitra APERD digital yang masih kami kaji untuk potensi ditambahkan menjadi mitra kami sampai akhir tahun ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.