Bisnis, JAKARTA - Lembaga pendanaan internasional mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pembengkakan utang baik di negara miskin dan kaya. Hal itu juga dipicu oleh kurangnya inisiatif China sebagai kreditur terbesar dunia untuk berperan terhadap restrukturisasi utang.
Kepala Bank Dunia David Malpass mengatakan bahwa lembaga keuangan internasional sudah sejak lama memberi peringatan adanya kenaikan utang, terutama seiring dengan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan untuk meredam inflasi.
"Saya khawatir akan kekacauan pada gagal bayar di mana tidak adanya sistem yang benar-benar dapat mengatasi masalah di negara miskin," katanya dalam sebuah acara yang diadakan oleh Reuters pada Kamis, seperti dikutip Bisnis.com yang melansir Bloomberg pada Jumat (2/12/2022).
"Kita juga harus mengatasi masalah di negara ekonomi maju. Negara-negara raksasa ini menumpuk utang. Dengan kenaikan suku bunga acuan, biaya utang akhirnya naik dan itu menimbulkan beban yang besar dari dunia," ungkapnya.