Pemerintah Impor Gula Saat Musim Giling, Petani Tegas Tolak

Para petani tebu dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi gula nasional mengecam importasi gula saat memasuki musim giling.

Jaffry Prabu Prakoso

6 Apr 2023 - 16.02
A-
A+
Pemerintah Impor Gula Saat Musim Giling, Petani Tegas Tolak

Pegawai sedang memindahkan gula yang akan didistribusi. /PTPN

Bisnis, JAKARTA – Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) dengan tegas menolak kebijakan importasi gula konsumsi yang saat ini sedang direalisasikan pemerintah. Pasalnya, para petani tengah memasuki musim giling tebu.

APTRI juga meminta agar gula impor tidak masuk Jawa Timur dan Jawa Tengah karena kedua wilayah tersebut mengalami surplus di tengah musim giling tebu.

Sekretaris Jenderal APTRI Nur Khabsyin meminta pemerintah tidak menjadikan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Emas Semarang sebagai tempat pembongkaran gula impor. Dengan kedatangan gula impor tersebut, dikhawatirkan akan membuat harga gula lokal anjlok. 


“Jawa Timur itu produsen gula nasional, kapasitas produksinya 50 persen dari gula nasional. Nah, kapalnya ini mau masuk ke Tanjung Perak, supaya dialihkan ke Pelabuhan Indonesia Timur, Maluku Papua. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang juga secara spesifik tidak boleh dibongkar. Karena ada pabrik gulanya karena sudah masuk musim giling, panen begitu,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/4/2023).

Nur Khabsyin mengungkapkan stok gula konsumsi pada akhir 2022 sebesar 1,9 juta ton, ditambah kuota impor 2023 sebesar 1,45 juta ton sehingga totalnya mencapai 3,35 juta ton. Artinya kebutuhan gula konsumsi 250.000 ton per bulan sudah cukup untuk 14 bulan. Padahal, produksi gula nasional sendiri per tahun di kisaran 2,3 juta ton.

Baca juga: Mengamankan Harga Gula Jelang Lebaran

“Kami sayangkan impor ini datang saat musim giling, ini menyebabkan gula petani jatuh karena stok sudah melebihi kebutuhan. Tanpa giling tahun ini pun stok gula ini cukup untuk 14 bulan,” ucapnya.

Sebelumnya, sebanyak 2.000 ton GKP impor asal Thailand sudah tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat (31/3/2023). Bongkar muat dilakukan keesokan harinya pada Sabtu (1/4/2023).

Impor ini merupakan bagian dari 32.500 ton dari total penugasan 107.900 ton, yang akan didatangkan hingga Mei 2023.  Impor sendiri dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat, yang biasanya mengalami peningkatan permintaan jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Adapun musim giling tebu baru dimulai sekitar Mei mendatang.


Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone


Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk memenuhi persediaan gula dalam negeri melalui impor, guna menjaga harga di pasaran bisa tetap berjalan sesuai dengan Perbadan No. 11/2022 tentang Harga Acuan Pembelian Di Tingkat Produsen Dan Harga Acuan Penjualan Di Tingkat Konsumen (HAP) untuk Komoditas Gula Konsumsi sebesar Rp13.500/kg.

Sebagai informasi, impor gula akan didatangkan melalui tiga pelabuhan, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Pelabuhan Belawan, Medan, dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. (Indra Gunawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.