Bisnis, JAKARTA — Pemerintah akhirnya masih bisa sedikit bernapas lega dalam pembangunan proyek moda transportasi umum, Mass Rapid Transit (MRT). Pasalnya proyek ini ramai dilirik oleh investor asing. Saat ini jalur MRT yang telah beroperasi yakni Fase 1 jalur Lebak Bulus – Bundaran HI sepanjang 16 kilometer.
Saat ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) tengah membangun proyek MRT Fase 2A yang membentang dari Bundaran HI hingga Kota sepanjang 5,8 kilometer dengan target rampung pada koridor Bundaran HI – Harmoni pada Maret 2025, dan koridor Harmoni – Kota di Agustus 2027. Setelah itu, MRT Jakarta juga tengah menyiapkan pengerjaan proyek pembangunan Fase 2B Kota – Ancol Barat sepanjang 6 kilometer yang ditargetkan selesai pada 2030. Adapun untuk pembangunan Fase 2A dan 2B ini, MRT Jakarta membutuhkan biaya Rp32,5 triliun.
Untuk pembangunan MRT pada Fase I yang menghabiskan dana Rp16 triliun ini berasal dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA). Besaran dukungan pendanaan dari JICA yang digunakan untuk membiayai proyek MRT Jakarta Fase I dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI sebesar 125 miliar yen. Pendanaan itu dituangkan dalam skema three sub level agreement, yakni pinjaman JICA yang telah diterima oleh Kementerian Keuangan lalu dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar 51 persen dan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan sebesar 49 persen.
Alur pendanaan proyek MRT Jakarta oleh JICA dengan menggunakan skema three sub level agreement. Penyaluran pinjaman dari JICA pun tidak dilakukan sekaligus tetapi berjangka karena ingin menguji sejauh mana keseriusan MRT Jakarta dalam membangun. JICA akan kembali mencairkan pinjaman sesuai dengan pengajuan MRT Jakarta dan dengan progres pembangunan.