Pencairan Dini Polis BRI Life Naik 2 Kali karena Fluktuasi Pasar

Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi BRI Life atau BRI Life mencatat klaim surrender melonjak dua kali lipat dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Jaffry Prabu Prakoso

26 Jan 2023 - 16.46
A-
A+
Pencairan Dini Polis BRI Life Naik 2 Kali karena Fluktuasi Pasar

Ilusrasi nasabah membaca polis asuransi. Sepanjang 2022, total klaim surrender unit-linked PT Asuransi BRI Life mencapai Rp994,2 miliar secara tahunan. /Freepik

Bisnis, JAKARTA – PT Asuransi BRI Life mengungkapkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan klaim surrender atau pencairan dini polis sepanjang 2022 hingga dua kali lipat dibandingkan periode 2021.

Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan bahwa sepanjang 2022, total klaim surrender unit-linked mencapai Rp994,2 miliar secara tahunan (year-on-year/YoY). Menurutnya, banyak yang memanfaatkan nilai unit yang naik seiring dengan kenaikan indeks di pasar modal. 

“Klaim surrender BRI Life naik 2 kali lipat secara YoY sepanjang 2022 naik tinggi karena kondisi pasar modal yang sepertinya fluktuasi dan lebih baik dari tahun sebelumnya,” kata Iwan kepada Bisnis, Rabu (25/1/2023).


Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila (kiri). /Bisnis-Abdullah Azzam


Melihat tingginya klaim surrender, Iwan menyatakan bahwa anak usaha bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) itu terus mendorong pemegang polis untuk menjaga status polis tetap in-force agar perlindungan asuransi jiwa tetap berlaku.

“Hal ini sangat penting karena dari awal dimulainya pertanggungan, pemegang polis ingin memperoleh perlindungan asuransi jiwa. Jangan sampai karena kondisi pasar modal yang fluktuasi membuat pemegang polis mencairkan nilai tunai polisnya,”

Namun demikian, Iwan mengungkapkan bahwa kenaikan klaim surrender tersebut tidak berdampak signifikan pada kinerja perusahaan. Itu karena BRI Life sudah melakukan pengelolaan investasi yang baik untuk memastikan dana pemegang polis ada dan dapat dicairkan pada saat terjadi klaim.

Baca juga: Tip Memilih Asuransi Properti Agar Tinggal dengan Tenang

“Di BRI Life, kami terus memastikan penempatan investasi pada jenis investasi yang aman sesuai dengan jenis yang dipilih oleh pemegang polis,” ujarnya.

Menurut Iwan, hal tersebut sangat penting untuk memastikan BRI Life dapat membayar klaim tepat waktu dan diatur dalam kebijakan investasi yang di-review secara berkala dan dipantau dengan ketat oleh Dewan Komisaris.

“Kami juga terus mengkomunikasikan pentingnya memelihara keberlangsungan polis agar perlindungan asuransi jiwa tetap terjaga,” tambahnya.

Adapun pada 2023, Iwan memproyeksikan klaim surrender masih akan cukup banyak, namun dengan magnitude yang lebih kecil. Hal ini, kata Iwan, kemungkinan disebabkan adanya kebutuhan keuangan nasabah karena kondisi perekonomian yang masih menantang.

Baca juga: Dampak Aturan Pialang Asuransi Online yang Diterbitkan OJK

“Kami terus mengingatkan pemegang polis akan pentingnya memiliki proteksi yang sudah dibeli sebelumnya, sehingga jika tidak diperlukan sekali sebaiknya terus mengupayakan membayar premi untuk memelihara polis tetap aktif dan ada perlindungan asuransi jiwa,” tandasnya.

Fintech jadi Tantangan Bank

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Sunarso mengungkapkan bahwa persaingan dengan platform teknologi finansial (fintech) masih menjadi tren perbankan pada tahun ini.

"Persaingan akan semakin ketat seiring kehadiran pemain nonbank seperti fintech dengan berbagai dinamikanya," kata Sunarso dalam agenda rapat dengar pendapat Komisi XI DPR RI dengan BRI pada Selasa (24/1/2023).


Menurutnya, persaingan ketat dengan fintech terjadi seiring dengan perubahan perilaku nasabah ke arah digital. Sunarso mengatakan bahwa pertumbuhan transaksi digital tumbuh pesat, berbeda dengan transaksi tunai yang menurun.

"Terjadi perubahan perilaku nasabah. Digital payment meningkat pesat, sementara cash turun," katanya.

Bank Indonesia (BI) sendiri mencatat, sepanjang 2022, nilai transaksi digital banking perbankan nasional dilaporkan meningkat 28,72 persen secara tahunan menjadi Rp52.545,8 triliun. Ini ditopang oleh naiknya preferensi sistem pembayaran masyarakat yang semakin go digital. (Rika Anggraeni dan Fahmi Ahmad Burhan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.