Bisnis, JAKARTA - Rencana penerapan kebijakan rantai pasok bebas deforestasi atau Deforestation-free Supply Chain (DFSC) dinilai membuka peluang lebih besar bagi produk kayu Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar di Uni Eropa.
Adanya sertifikat legalitas kayu yang kini bertransformasi menjadi sertifikat kelestarian kayu dengan promosi yang lebih gencar diyakini menjadi keunggulan bagi produk Indonesia menembus pasar Uni Eropa (UE).
Duta Besar Indonesia untuk Belgia merangkap Luxemburg dan Uni Eropa Andri Hadi mengatakan sampai saat ini pasar UE yang totalnya mencapai US$120 miliar masih dikuasai oleh pasokan kayu asal China.
Adapun produkk kayu dari Vietnam yang belum memilik Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) License pun masih ada di peringkat yang lebih baik dari Indonesia yaitu menempati peringkat ke-10.
“Meski belum mendominasi pasar UE tetap kinerja ekspor produk kayu Indonesia terus menunjukkan peningkatan sejak terjalin FLEGT VPA dengan UE,” tuturnya pekan lalu.
Peluang itu disampaikan Andri Hadi ketika bersama Duta Besar Indonesia untuk Finlandia dan Estonia Ratu Silvy Gayatri menggelar audiensi secara virtual dengan Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI) yang beranggotakan APHI, APKI, APKINDO, ISWA, ILWA, ASMINDO dan HIMKI.