Pengusaha Mulai Rasakan Manfaat Kesepakatan LCS dengan China

Local currency settlement dapat membuat transaksi perdagangan Indonesia dan China menjadi lebih efisien. Berbanding lurus, dia meyakini akan terjadi peningkatan kerja sama perdagangan hingga investasi antara Indonesia dan China seiring dengan penerapan LCS ke depan. 

Stepanus I Nyoman A. Wahyudi

25 Nov 2021 - 13.56
A-
A+
Pengusaha Mulai Rasakan Manfaat Kesepakatan LCS dengan China

Bendera Indonesia dan China/istimewa

Bisnis, JAKARTA — Penerapan local currency settlement atau LCS dinilai mulai membuahkan hasil dalam mengoptimalkan kemitraan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan China. Pelaku usaha Tanah Air pun diklaim mulai beralih menggunakan fasilitas tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia alias Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan kesepakatan LCS dengan China yang berlaku sejak September 2021 sejatinya telah lama dinantikan oleh kalangan pebisnis.

Dia berpendapat LCS dapat membuat transaksi perdagangan kedua negara menjadi lebih efisien. Berbanding lurus, dia meyakini akan terjadi peningkatan kerja sama perdagangan hingga investasi antara Indonesia dan China seiring dengan penerapan LCS ke depan. 

“Untuk menjaga perdagangan kita lebih efisien dan pertumbuhan ekonomi ke depan menjadi stabil,” kata Hariyadi dalam seminar Indonesia China LCS Implementation Progress & Best Practice, Rabu (24/11/2021). 

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun menilai penggunaan mata uang lokal kedua negara dalam transaksi perdagangan memberi kepastian dalam dunia usaha. 

“Karena nilai mata uang menjadi indikator yang penting untuk menentukan kalkulasi usaha. Makin fluktuatif akan menimbulkan ketidakpastian dan berimplikasi pada tingginya biaya transaksi,” ujarnya.

Untuk diketahui, Indonesia dan China telah meninggalkan penggunaan dolar Amerika Serikat dalam transaksi perdagangan, seiring dengan diselesaikannya aturan teknis pelaksanaan kesepakatan LCS.

Namun, masih terdapat sejumlah tantangan dalam pelaksanaan ke depan. 

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan kesepakatan LCS dijalin untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam transaksi perdagangan.

Penggunaan LCS diharapkan juga bisa menghasilkan efisiensi dalam transaksi karena pelaku usaha tidak perlu melakukan konversi mata uang berkali-kali. 

“Lalu tujuannya untuk meningkatkan exposure mata uang itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui yang kita lihat adalah pergerakan terhadap dolar Amerika Serikat,” kata Kasan.

Kasan menyebut LCS dengan China menjadi penting karena negara tersebut merupakan mitra dagang utama RI.

Volume perdagangan Indonesia dan China tercatat terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Data Kemendag memperlihatkan bahwa total perdagangan kedua negara mencapai US$48,08 miliar sepanjang semester I/2021.

China juga menjadi destinasi ekspor utama dengan pangsa mencapai 21,82 persen dari total ekspor Indonesia. Negara tersebut juga menjadi pemasok bahan baku dan penolong terbesar bagi RI sehingga menjadi negara asal impor terbesar dengan pangsa sebesar 25,63 persen. 

“Meski kita masih defisit dengan China pada 2020, tetapi defisit kita berhasil berkurang hampir separuhnya dibandingkan dengan 2019” ujar Kasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.