Penjualan Rumah Tapak Kian Tampak

Rumah tapak menjadi produk properti yang tetap digemari bahkan mengalami peningkatan penjualan saat situasi pandemi Covid-19.

M. Rochmat Purboyo

26 Sep 2021 - 10.21
A-
A+
Penjualan Rumah Tapak Kian Tampak

Bisnis, JAKARTA - Rumah tapak menjadi produk properti yang tetap digemari bahkan mengalami peningkatan penjualan saat situasi pandemi Covid-19.

Bursa rumah tapak masih menunjukkan tren penjualan positif di tengah pandemi Covid-19. Terlebih jangka waktu pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) untuk pembelian rumah tapak dan unit hunian rumah susun diperpanjang hingga Desember 2021.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Metropolitan Land Olivia Surodjo mengatakan bebas PPN banyak membantu penjualan. Hingga akhir Mei 2021, perolehan marketing sales emiten berkode MLTA ini mencapai Rp694 miliar yang ditopang proyek dengan Keppel Land. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan perolehan Mei 2020 yang mencapai Rp467 miliar.

Adapun Medland dengan Keppel Land membuat proyek perumahan di Cakung, Jakarta Timur di lahan strategis seluas 7 hektare yang dekat fasilitas komersial dengan harga mulai Rp1,5 miliar per unit.

“Saat ini penjualan rumah tapak masih on track sesuai target. Kami mengapresiasi pemerintah dengan perpanjangan program stimulus free PPN hingga Desember ini banyak membantu penjualan,” ujar Olivia.

Adapun selain proyek join operation dengan Keppel Land, unit klaster baru di Metland Puri, Metland Cyber, dan Metland Cibubur penyerapannya juga cukup baik. “Ini adalah saat yang tepat untuk membeli rumah. Dimana suku bunga bank terendah dalam sejarah, ditambah dengan stimulus free PPN dan gimmick dari developer,” imbuhnya.

Saat ini pun pihaknya tengah memasarkan ruko ready stock Redwood di Metland Transyogi dengan harga kisaran Rp1 miliar.

Dalam hal pemasaran, Olivia mengatakan pengembang itu harus memaksimalkan kanal digital, seperti digital marketing, 3D virtual tour, hingga zoom untuk menarik minat konsumen.

Selain itu, mereka juga melakukan pemasaran konvensional karena konsumen terutama yang perdana membeli rumah merasa harus melihat kondisi hunian dan lingkungannya secara langsung. “Kami melakukan komunikasi melalui saluran omni channel,” imbuhya.

Olivia menerangkan bahwa unit dengan konsep open plan yang bisa memberikan kesan luas atau lapang pada rumah menjadi yang paling laris terjual. Meskipun ukuran rumah compact atau tidak terlalu besar, hunian dengan langit-langit yang tinggi dan bukaan-bukaan yang lebar membuat sirkulasi udara juga menjadi baik.

Selain itu, konsumen bisa juga memanfaatkan sisa lahan untuk ruang kerja atau sebagai taman. Konsumen pun bisa lebih hemat energi karena mendapat pencahayaan yang baik.

Dengan melihat tren penjualan ini, Olivia optimistis sektor properti akan mengalami pemulihan pada tahun ini. Didukung dengan makin banyaknya masyarakat yang sudah divaksin sehingga herd immunity segera terbentuk.

Assistant Vice President Residential Marketing Agung Podomoro Land Zaldy Wihardja mengatakan penjualan properti tidak pernah terhenti walaupun adanya pandemi. Buktinya, produk di Kota Podomoro Tenjo yang dikembangkan pengembang itu, dalam jangka waktu 9 bulan sudah terjual 2.300 unit dari rencana 12.000 unit.

Kota Podomoro Tenjo dikenal sebagai perumahan berbasis kawasan. Terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, rumah yang dibandrol dengan harg mulai dari Rp200 juta ini menerapkan konsep rumah tumbuh dengan target kaum milenial. Rumah yang dibangun berukuran kecil dengan lahan yang luas itu diminatipara pembeli rumah pertama maupun sekadar investasi.

Karena menyasar kaum milenial, pengembang itu pun memperhatikan fasilitas penunjang seperti Grand Trasit Oriented Development (TOD) sebagai jantung utama Kota Podomoro Tenjo yang mendukung semua aktivitas dan mobilitas penghuni.

Dengan konsep TOD, Kota Podomoro Tenjo akan mudah mengakses insfrastruktur jalan tol dan akses KRL Commuter Line Jabodetabek. Selain itu saat ini tengah dibangun Tol Serpong-Balaraja yang nantinya langsung terhubung dengan jalan layang ke TOD Kota Podomoro.

“Nanti Fasilitas TOD ini ada tempat pembelian tiket, gate masuk ke dalam kereta, ada restoran, UMKM, seperti outdoor mal. Kita bangun pusat komersial kita di situ Mulai dibangun akhir tahun ini,” bebernya.

Rencana Matang

Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini menerangkan dalam rencana membeli rumah perlu pertimbangan yang matang. Pertama, perlu dilihat terlebih dahulu tujuan dari membeli hunian tersebut.

Jika tujuannya untuk residensial atau rumah tinggal, faktor kenyamanan dan keamanan menjadi nomor satu yang harus diperhatikan calon pembeli. Kenyamanan khususnya dari sisi keuangan apakah mendukung atau tidak untuk membeli rumah tersebut.

Kenyamanan dari sisi keuangan ini termasuk bagaimana calon pembeli menyediakan uang muka (down payment/DP) jika ingin membelinya secara kredit. Kemudian biaya lainnya yang harus dibayar di depan seperti administrasi hingga jasa notaris. Kemudian kelancaran dalam membayar cicilan kredit pemilikan rumah (KPR).

“Kenyamanan juga memperhitungkan biaya PBB (pajak bumi dan bangunan) setiap tahun, maintenance. Biaya tambahan seperti listrik, air, dan kebutuhan rumah,” jelasnya.

Dari sisi lokasi, perlu diperhatikan apakah hunian dekat dengan tempat kita atau keluarga beraktivitas. Fasilitas umum seperti jalan raya, rumah sakit, pasar, jalan tol, hingga sarana pendidikan menjadi tolak ukurnya. Faktor keamanan mulai dari tingkat kriminalitas dan sistem keamanan di lingkungan juga jangan luput dari perhatian.

“Pertama keuangan, kedua pemilihan rumah itu sendiri dengan spektrum lokasi fasilitas umum, mobilitas, kereta, perlu dipertimbangkan,” sebut Mike.

Perencana Keuangan dari OneShildt Budi Rahardjo mengatakan dalam membeli hunian, bisa dilakukan saat seseorang pada awal karir atau ketika status karir sudah lebih baik.

Pada awal karir dan terbilang belum berkeluarga, pembelian hunian bisa dilakukan jika individu tersebut memiliki kemampuan menabung yang baik. “Dia bisa merencanakan untuk membeli ruah sesegera mungkin karena biasanya harga properti ini makin mahal,” imbuhnya.

Namun tentu perencanaan tetap harus dilakukan. Mulai dari hunian seperti apa yang ingin dibeli. Setelah itu baru perhatikan kemampuan unuk membayar DP, KPR, hingga perawatan yang akan dikeluarkan. Belum lagi biaya untuk membeli perabot, iuran lingkungan, dan biaya transportasi apabila hunian tersebut jauh dari tempat kerja.

“Untuk bayar DP, ditambah cicilan, biaya perawatan, hingga transportasi. Setelah dikalkulasi, bila ternyata ujungnya defisit dan menyusahkan, sebaiknya ditunda dulu membeli rumah,” tegasnya.

Sementara itu, bagi yang kemampuan finansialnya berlebih, juga jangan cepat-cepat memutuskan membeli rumah. Memang di situasi banyak kemudahan dan diskon yang ditawarkan, bisa menjadi momentum investasi yang baik untuk membeli hunian mahal dengan harga miring.

Namun perlu diperhatikan pula dari sisi perawatan properti yang akan kita beli itu. “Beli kalau enggak produktif nanti bisa jadi cost. Ini menggerogoti keuntungan ke depannya. Harus punya rencana mau dipakai untuk apa ini properti. Kalau untuk tabungan, maintenance harus rendah. Kalau untuk produktif, harus pertimbangkan likuiditas ke depan,” ujarnya. (Desyinta Nuraini)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.