Bisnis, JAKARTA - Di tengah upaya pemerintah unjuk gigi transisi energi di hadapan anggota G20, perbankan komersial disebut-sebut masih ragu dalam mendanai pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam negeri.
Gembar-gembor suntik mati pembangkit batu bara terdengar cukup nyaring sebelum pertemuan 19 negara dan satu kawasan ekonomi Nusa Dua, Bali. Puncaknya PLTU Cirebon - 1 berkapasitas 660 megawatt (MW) ditetapkan sebagai pembangkit pertama yang bakal dipensiunkan lebih awal.
Suntik mati pembangkit berbahan baku fosil ini dilakukan melalui nota kesepahaman (MoU) Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Kesepakatan ini juga diikuti oleh Indonesian Investment Authority (INA) dan pemilik PLTU Cirebon-1 yakni konsorsium Cirebon Electric Power (CEP).