Bisnis, JAKARTA – Kondisi Amerika Serikat yang dihantam inflasi tinggi menimbulkan kekhawatiran dunia. Betapa tidak, untuk mengatasi inflasi AS, Bank Sentral AS Federal Reserve alias The Fed memompa suku bunganya. Hal itu berdampak pada banyak negara, yang harus bersiap menghadapi dampak akibat kenaikan suku bunga the Fed tersebut. Resesi pun kian membayangi dunia.
Inflasi Amerika Serikat sudah mencapai 8,6 persen pada Mei 2022. Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan resesi di negaranya tidak bisa dihindari. Tidak hanya itu, dia mengakui bahwa para pejabat di pemerintahannya telah memperingatkannya tentang risiko inflasi sebagai imbas dari undang-undang insentifnya. Di sisi lain, bank sentral AS telah menaikkan suku bunga hingga 75 basis poin (bps).
Di tengah kondisi ekonomi yang morat-marit, Biden menyatakan tidak akan mengendurkan tekanannya terhadap Rusia. Hal itu bisa saja menambah tidak menentunya perekonomian dunia.
Peningkatan suku bunga The Fed akan berdampak pada perdagangan dan pertumbuhan ekonomi banyak negara. Begitu pula, tekanan terhadap Rusia, yang selama ini diwujudkan dalam bentuk sanksi ekonomi juga akan berpengaruh kepada perekonomian global. Belum lagi dengan penguncian yang masih diberlakukan di China untuk melawan habis wabah Corona.