Bisnis, JAKARTA— Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) di industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) mengalami tren melandai usai diterpa berbagai masalah. Ragam cara juga dilakukan regulator dalam rangka penyehatan lembaga keuangan ini.
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NPL BPR pada Desember 2023 berada di level 9,87%, susut 65 basis poin (bps) dari bulan sebelumnya sebesar 10,52% pada November 2023. Total nilai kredit bermasalah di BPR mencapai Rp13,89 triliun per Desember 2023.BPR telah menyalurkan kredit Rp140,79 triliun pada akhir Desember 2023.
Adapun capaian kinerja BPR tersebut semakin mendekati posisi Juli 2023, di mana NPL BPR sebesar 9,79% dengan total nilai kredit bermasalah Rp13,35 triliun. Jika diperinci, NPL BPR memang berada dalam tren yang melambat, di mana rasio kredit bermasalah pada Agustus mencapai 10,13%, lalu September 10,05% dan Oktober 10,35%
Secara tahunan, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) membengkak dari 7,89% pada 2022 menjadi 9,87% pada 2023. Ketua Umum Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) Tedy Alamsyah mengatakan secara industri terjadi perbaikan rasio kredit bermasalah.