Bisnis, JAKARTA - Penggempuran terhadap wilayah Gaza telah memukul ekonomi Israel seiring dengan pelemahan mata uang dan penutupan aktivitas bisnis. Pada saat yang sama, warga Israel mulai kehilangan kepercayaan pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Gubernur Bank Sentral Israel atau Bank of Israel Amir Yaron mengatakan bahwa perang dengan Hamas merupakan "guncangan besar" bagi perekonomian negara tersebut dan terbukti lebih mahal dari perkiraan semula. Ekonomi Israel pun babak belur untuk menahan dampak dari perang.
"Meskipun ekonomi Israel kuat dan stabil, tidak diragukan lagi bahwa perang ini akan memiliki implikasi fiskal dan menimbulkan tekanan anggaran," kata Yaron dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/11/2023).
Pertumbuhan produk domestik bruto Israel kemungkinan akan turun 1% pada akhir 2023 hingga 2024. Selain itu, rasio utang terhadap PDB kemungkinan akan meningkat lebih dari 65% pada akhir tahun 2024 seiring melonjaknya biaya.