Bisnis, JAKARTA - Bank Dunia memperingatkan potensi inflasi energi dan pangan akibat peperangan di Timur Tengah bakal menciptakan guncangan ganda bagi pasar komoditas.
Harga minyak telah meningkat 6 persen sejak putaran terakhir pertempuran, yang dipicu ketika militan Hamas dari Gaza menyerbu Israel bagian Selatan dan menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera hampir 240 orang, menurut para pejabat Israel.
Israel membalasnya dengan pemboman tanpa henti terhadap Gaza, yang menurut kementerian kesehatan Hamas telah menewaskan lebih dari 8.000 orang, hampir separuhnya adalah anak-anak.
Kepala Ekonom Bank Dunia Indermit Gill memperingatkan bahwa konflik antara Israel dan Hamas terjadi ketika perang Rusia di Ukraina telah memberi tekanan pada pasar, dan perang tersebut menjadi kejutan terbesar terhadap pasar komoditas sejak tahun 1970-an.