Bisnis, JAKARTA – Tahun 2024 masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan segera berakhir. Seperti halnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, Presiden Jokowi memimpin Indonesia selama dua periode. Keduanya memiliki jejak dan gaya berbeda, termasuk di bidang ekonomi dan politik luar negeri. Apakah keduanya mengalami fase bebek lumpuh atau lame duck sebelum mengakhiri masa kekuasannya? Berikut penjelasannya.
Dari sisi ekonomi, SBY dan Jokowi memulai pemerintahan saat pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5 persen. Keduanya juga mengalami gangguan saat berupaya mewujudkan target pertumbuhan ekonominya.
Pemerintahan SBY harus menghadapi gangguan ekonomi karena dampak krisis ekonomi di Amerika Serikat. Sementara di era Jokowi, wabah Covid-19 dan dampak invasi Rusia ke Ukraina menjadi dua hal yang harus dihadapi.
Presiden Jokowi mencatatkan capaian pertumbuhan ekonomi tertinggi pada 2022. Setelah 9 tahun memimpin Indonesia, pertumbuhan nasional mencapai 5,31 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan itu dicapai setelah Indonesia dapat mengatasi dampak Covid-19 yang berlanjut dengan dampak krisis geopolitik di eropa timur.