Bisnis, JAKARTA - Obligasi negara-negara berkembang di Asia terbukti tetap solid melawan surat utang AS meski suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) yang lebih tinggi.
Surat utang di kawasan Asia, tidak termasuk China, telah diuntungkan oleh pelonggaran moneter karena beberapa bank sentral menurunkan suku bunganya. Hal itu didukung oleh kuatnya mata uang dan tekanan disinflasi dari China.
Berdasarkan perhtungan Bloomberg, nilai korelasi rata-rata 90 haris antara imbal hasil obligasi Asia di luar China versus imbal hasil obligasi AS ternyata terbukti mendekati nol. Sementara itu, dengan ukuran yang sama, nilai korealasi imbal hasil obligasi di Eropa dan Timur Tengah masing-masing sebesar 0,32. Adapun dengan Amerika Latin sebesar 0,36.
"Di Asia, ada angin counter cyclical datan dari China, yang memiliki dampak signifikan pada negara berkembang Asia yang justru mendukung pasar obligasi," ungkap Manajer portofolio makri di Gama Asset Management SA Rajeev De Mello.