Bisnis, JAKARTA - Sektor pariwisata diibaratkan sebagai 'napas' kehidupan ekonomi di Bali. Pandemi Covid-19 membuat pariwisata Pulau Dewata ini belum bisa bernapas lega. Setelah 2 tahun mengalami tekanan hebat, kondisi pariwisata di Pulau Dewata perlahan mulai bangkit di tahun ini.
Meskipun memang, saat ini tingkat keterisian atau okupansi kamar hotel di Bali masih terbilang rendah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) okupansi hotel klasifikasi berbintang di Bali pada Februari 2022 menempati posisi terendah dibandingkan dengan okupansi hotel di provinsi lainnya. Tingkat hunian kamar di Bali terendah untuk klasifikasi hotel berbintang atau hanya 14,86% dan untuk tingkat hunian kamar hotel non berbintang hanya 6,32%.
Wakil Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan saat ini kondisi pariwisata Bali telah mengalami kenaikan kedatangan wisatawan mancanegara (Wisman) yang meningkat dari 200 wisman menjadi 2.000 wisman per hari, sedangkan untuk wisatawan domestik mengalami penurunan kunjungan dari 13.000 wisatawan menjadi 7.000 wisatawan.