Pertaruhan Bisnis OTA Bangkit dari Keterpurukan

Terobosan yang perlu dilakukan oleh para pelaku startup OTA adalah mengombinasikan promosi wisata lokal, hyperlocal, staycation dan aktivitas wisata luar ruangan.

Redaksi

4 Nov 2021 - 14.20
A-
A+
Pertaruhan Bisnis OTA Bangkit dari Keterpurukan

Ilustrasi online travel agent/istimewa

Bisnis, JAKARTA — Setelah lebih dari setahun mengalami periode suram akibat tertekan pandemi Covid-19, bisnis rintisan vertikal online travel agent alias OTA mulai mendapat sinyal pemulihan pada tahun ini.

Meredanya pandemi dipandang sebagai berkah bagi startup sektor OTA. Kendati demikian, pemain bisnis ini masih membutuhkan berbagai strategi untuk bisa kembali menggaet minat investor menanamkan modal mereka di sektor tersebut.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut terbitnya aturan baru untuk perjalanan akan menjadi angin segar bagi sektor agen perjalanan daring. 

"Tentu akan membantu traction mereka idealnya seperti kondisi normal," ujarnya saat dihubungi, Kamis (4/11/2021).

Bagaimanapun, Edward mengatakan prospek tersebut perlu diantisipasi juga apabila kondisi penyebaran Covid-19 kembali meningkat. Menurutnya, peluang sektor OTA pada  tahun depan akan sangat terpengaruhi oleh kondisi pandemi.

Edward menyebut terobosan yang perlu dilakukan oleh para pelaku startup OTA adalah mengombinasikan promosi wisata lokal, hyperlocal, staycation dan aktivitas wisata luar ruangan.

Terkait dengan pendanaan, Edward menyebut para investor masih melihat proses pemulihan pasca pandemi untuk dapat menentukan ketertarikan pada sektor OTA.

Hal itu dikareknakan startup sektor OTA cenderung mudah terpengaruh oleh naik turunnya status pandemi di Indonesia.

Menurut Edward, dalam waktu dekat, hal yang dapat dilakukan oleh startup OTA adalah memperbanyak kegiatan promosi dengan protokol kesehatan cukup ketat agar aktivitas wisata tidak menjadi sumber penularan.

Terkait dengan rencana penawaran publik perdana atau initial public offering (IPO) dari beberapa pemain OTA, Edward menyebut mereka perlu memberikan proyeksi dan pemaparan rencana bisnis yang tepat terutama jika pandemi belum usai.

Hal itu dilakukan agar tingkat kepercayaan investor terhadap IPO meningkat.

Bagi Edward, kolaborasi juga dapat dilakukan sebagai salah satu opsi pemulihan startup sektor OTA. Menurutnya, kolaborasi dapat dilakukan dengan sektor ritel, dagang-el, atau lainnya untuk meningkatkan capaian pasar dan menambah konsumen.

Setala, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan startup sektor penyedia jasa perjalanan atau OTA dapat tumbuh asalkan tidak ada lagi kenaikan kasus Covid-19. 

"Di sisi lain, terdapat ancaman gelombang ketiga yang diperkirakan terjadi awal 2022. Hal tersebut dapat kembali mengguncang startup sektor OTA," ujar Tesar. 

Menurut Tesar, untuk saat ini pandemi belum dapat dipastikan usai seratus persen. Telebih, masih ada kebijakan terkait dengan tes PCR yang juga jadi kendala sektor OTA.

Bagaimanapun, Tesar berpendapat sebagian investor justru masih tertarik mengucurkan dana ketika startup sedang terpuruk, walaupun pada tahun depan kesempatan untuk memperoleh laba masih kecil. 

Tesar menyebut saat ini justru kesempatan bagus bagi investor untuk mengucurkan dana. Suntikan dana baru tersebut sangat dibutuhkan karena OTA banyak kehilangan uang untuk menggenjot promosi. 

Adapun, salah satu terobosan yang dapat dilakukan selain menggenjot promosi adalah memasukkan tes PCR dan protokol kesehatan lain dalam satu sistem pembayaran aplikasi OTA. Hal itu dipandang akan semakin memudahkan konsumen untuk saat ini. 

"Kalau jadi satu itu lebih nyaman. Selain itu sekarang bandara mulai ramai, kalau bisa aplikasi juga mampu mengatasi antrian di bandar," ungkapnya.

Kegiatan promosi tiket.com/Bisnis

OPTIMISTIS

Dari sisi pelaku OTA, Tiket.com menilai pandemi yang berangsur menurun merupakan pertanda pulihnya startup sektor penyedia jasa perjalanan daring. Perusahaan pun optimistis dengan perkembangan bisnisnya ke depan.

Co-Founder & Chief Marketing Officertiket.com Gaery Undarsa menyebut pada kuartal III/202, angka transaksi untuk akomodasi dan penerbangan menunjukkan peningkatan.

"Ini artinya masyarakat sudah percaya diri untuk berlibur, baik itu di dalam kota maupun di luar kota. Bahkan, sudah ada yang mulai melakukan perjalanan ke luar negeri karena sejumlah negara sudah membuka perbatasannya bagi wisatawan Indonesia," ujarnya.

Dia juga menyebut pada kuartal III/2021, transaksi Tiket.com kembali mengalami pertumbuhan signifikan di semua lini produk unggulan. Hal tersebut menandakan mulainya pemulihan industri pariwisata domestik dan masyarakat.

Menurut Gaery, walaupun Indonesia tertimpa gelombang kedua pada periode bulan Juni hingga Agustus, berdasarkan data kuartal III/2021, transaksi Tiket.com secara kumulatif menanjak 52 persen secara year on year  (YoY).

Pencapaian tersebut merupakan kontribusi dari semua lini produk, terutama akomodasi sebesar 68 persen dan tiket To Do sebesar 662 persen.

Sementara itu, status kinerja year to date, Tiket.com menyoroti performa unggul dari akomodasi dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 10 persen  dan tiket To Do yang berhasil meningkat sebesar 54 persen.

Gaery menyebut angka pengguna Tiket.com juga sudah mencapai 21 juta per Oktober 2021. Capaian tersebut diklaim sebagai potensi pertumbuhan pengguna yang masih tinggi.

Menurutnya, aturan-aturan baru perjalanan yang semakin meringankan beban masyarakat ketika ingin berpergian baik itu untuk berwisata atau bekerja, turut berkontribusi pada transaksi Tiket.com.

Gaery mengatakan dengan melambatnya angka positif Covid-19, angka vaksinasi nasional meningkat, dan kembali dibukanya pintu Indonesia bagi wisatawan asing, pihaknya sangat optimis bahwa sektor pariwisata akan segera pulih.

"Ini adalah waktu yang tepat bagi semua pemangku kepentingan bahu-membahu mendorong kejayaan pariwisata nasional ke tingkat yang belum pernah ada sebelumnya," ungkapnya.

Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani memproyeksikan industri pariwisata dalam negeri mulai pulih pada semester II/2022.

Dengan catatan, kata Hariyadi, pemerintah merevisi kebijakan karantina dan protokol kesehatan yang memberatkan wisatawan mancanegara. 

“Mungkin bicara-bicara pulih itu pada semester kedua tahun depan itu sudah cukup bergeliat lebih baik lagi, sekarang kan sudah menuju aktif lagi,” kata Hariyadi. 

Di sisi lain, Hariyadi menambahkan, pemulihan industri pariwisata itu juga dapat ditopang dengan optimasi peluang turis domestik.

Dengan demikian, dia meminta pemerintah dapat konsekuen dengan menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas yang relatif longgar di tengah pelandaian kurva pandemi. 

“Susah kalau masih karantina bagi turis asing, mending kita konsen di turis domestik saja dulu. Ini kan sekarang antigen jalan, kalau PCR berat, asal [level] PPKM-nya tidak naik lagi,” tuturnya. 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya peningkatan jumlah penumpang angkutan udara domestik menjadi 2 juta orang pada September 2021 atau naik 84,04 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2021. 

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pencatatan itu menunjukkan peningkatan yang signifikan secara bulanan atau month to month (MtM).

Di sisi lain, pertumbuhan penumpang dari moda transportasi udara itu mengalami peningkatan mencapai 3,72 persen jika dibandingkan secara YoY. Hanya saja, secara kumulatif realisasi penumpang itu masih mengalami kontraksi yang relatif tajam mencapai 16,50 persen. 

“Kenaikan penerbangan domestik itu mulai terlihat pada Agustus sampai September 2021, di mana bulan Juli hanya 1 juta orang yang melakukan penerbangan domestik, drop sekali kalau dibandingkan dengan Juni yang sebesar 3,52 juta orang,” kata Margo, awal bulan ini. 

Margo mengatakan pencatatan itu menunjukkan adanya perbaikan dari industri jasa penerbangan di Tanah Air seiring dengan pelandaian kurva pandemi sejak pertengahan tahun ini.

Di sisi lain, turunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pelesir ke Indonesia tidak menghalangi torehan positif penerbangan internasional. 

Dia menuturkan realisasi positif penerbangan domestik itu juga diikuti oleh penerbangan internasional. Secara bulanan atau month-to-month, penerbangan internasional mencatatkan penumpang sebanyak 48.000 orang atau naik sekitar 7,62 persen. 

“Dibandingkan dengan September 2020 pencatatannya naik 41,18 persen, tetapi secara akumulatif turun 88,49 persen,” kata dia. (Thovan Sugandi/Stepanus I Nyoman A. Wahyudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.