Pertumbuhan Penyaluran Kredit Masih Sempit

Pertumbuhan penyaluran kredit diproyeksi masih sempit di tengah pemulihan ekonomi. Simak penjelasannya.

Rika Anggraeni

8 Nov 2021 - 16.07
A-
A+
Pertumbuhan Penyaluran Kredit Masih Sempit

Pertumbuhan penyaluran kredit diproyeksi masih sempit di tengah pemulihan ekonomi. (Bisnis/Himawan L. Nugraha)

Bisnis, JAKARTA— Pertumbuhan penyaluran kredit masih sempit hingga pengujung tahun 2021 kendati memanfaatkan momen pemulihan ekonomi.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksi penyaluran kredit masih tumbuh terbatas dalam beberapa bulan ke depan. Dalam ringkasan laporan likuiditas pada Minggu (31/10/2021), likuiditas perbankan terpantau masih cukup longgar meskipun terdapat indikasi permintaan kredit yang mulai meningkat karena momen pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, LPS mencatat bahwa perbankan masih perlu mengantisipasi risiko kredit, meskipun relaksasi kredit masih diperpanjang hingga Maret 2023. 

“Pemulihan intermediasi perbankan diperkirakan akan terjadi secara gradual dipengaruhi laju pemulihan ekonomi dan keyakinan korporasi untuk melakukan investasi,” tulis LPS dalam laporan yang dikutip pada Senin (8/11/2021).

Sementara itu, pertumbuhan sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) akan cenderung melambat ke single digit. Hal ini sejalan dengan perilaku deposan individu dan deposan korporasi yang cederung mulai melakukan konsumsi dan investasi.

Sebelumnya, pada periode Agustus 2021, LPS menjelaskan bahwa penyaluran kredit perbankan kembali mengalami pertumbuhan positif dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar 1,16 persen secara tahunan.

Menurut LPS, angka positif pertumbuhan penyaluran kredit ini menjadi sinyal pemulihan ekonomi secara bertahap.

Hal ini juga sejalan dengan laju pertumbuhan DPK yang relatif melambat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu tumbuh 8,81 persen secara tahunan.

 “Kondisi likuiditas perbankan yang masih cukup longgar ini masih memberikan ruang bank untuk kembali menurunkan suku bunga simpanannya,” tuturnya.

Adapun, OJK mencatat realisasi kredit pada September 2021 mencapai Rp5.652,8 triliun. Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot menuturkan stabilitas sistem keuangan pada September 2021 terjaga dengan kinerja yang tumbuh positif. Stabilitas ini terlihat dari pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana di pasar modal.

“Aktivitas perekonomian global mulai pulih sejalan penyebaran Covid-19 varian Delta mulai mereda dan peningkatan vaksinasi, khususnya di negara berkembang,” kata Sekar dalam unggahan resmi OJK, Senin (8/11/2021).

Sekar melanjutkan OJK secara berkelanjutan melakukan pengujian terhadap sektor jasa keuangan dan perekonomian untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional, serta terus memperkuat sinergi untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Kredit perbankan tercatat terus meningkat dan tumbuh sebesar 2,21 persen secara tahunan atau 3,12 secara tahun berjalan pada September 2021.

Berdasarkan sektornya, pertumbuhan kredit paling besar berasal dari sektor transportasi, pertanian, rumah tangga, dan konstruksi tercatat tumbuh positif. Pertumbuhan kredit tercatat paling tinggi ditempati dari sektor transportasi sebesar 14,59 persen. Kemudian disusul sektor pertanian sebesar 4,34 persen, lalu konstruksi sebesar 3,6 persen, dan sektor rumah tangga sebesar 3,77 persen.

Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh mencapai 7,69 persen secara tahunan menjadi Rp7.162,3 triliun pada September 2021.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso optimistis penguatan kredit berlanjut hingga akhir tahun sehingga bisa membantu kinerja secara tahunan.

 “Ini masih ada beberapa bulan hingga Desember. Dengan adanya 3,12 persen ytd, kami perkirakan pertumbuhan kredit tahun ini akan jatuh antara 4 hingga 5 persen,” kata Wimboh.

Menurut Wimboh, perbankan juga berkontribusi dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui penurunan suku bunga dasar kredit (prime lending rate) atau Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).

Wimboh menuturkan, SBDK mengalami tren penurunan terhitung pada Juni 2021 mulai dari 9,69 persen menjadi 9,66 persen pada September 2021, terutama didorong pada penurunan komponen harga pokok dana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.