PGN Uji Coba Motor Berbahan Bakar Gas, 300 Unit Siap Mengaspal

Tak hanya untuk kendaraan umum seperti bajaj, taksi, kendaraan penumpang, serta Trans Semarang dan Trans Jakarta, penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), juga akan menyasar sepeda motor bahkan truk.

Ibeth Nurbaiti

31 Mar 2023 - 12.29
A-
A+
PGN Uji Coba Motor Berbahan Bakar Gas, 300 Unit Siap Mengaspal

Sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) yang telah dikonversi dengan BBG, Gasku, memiliki sistem dual fuel yaitu kombinasi BBM dan BBG sehingga jarak tempuh kendaraan dapat makin jauh sehingga lebih hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Bisnis-PGN

Bisnis, JAKARTA — Pemanfaatan gas bumi di sektor transportasi terus digencarkan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar minyak (BBM), demi mewujudkan komitmen penurunan emisi karbon sekaligus menciptakan kualitas udara yang lebih bersih dan sehat.

Tak hanya untuk kendaraan umum seperti bajaj, taksi, kendaraan penumpang, serta Trans Semarang dan Trans Jakarta, penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), juga akan menyasar sepeda motor bahkan truk.

Baca juga: Menguatkan Peran Strategis Gas Bumi pada Masa Transisi Energi

Terlebih, gas bumi menjadi salah satu alternatif energi utama yang bisa diandalkan dalam mendukung percepatan transisi energi. Selain potensinya di Indonesia yang terbilang besar, gas bumi sebagai bahan bakar juga lebih bersih dibandingkan dengan batu bara maupun minyak bumi.

Untuk sepeda motor, Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk. bersama anak perusahaan PT Gagas Energi Indonesia telah melaksanakan uji coba penggunaan CNG pada tiga unit sepeda motor matic, dengan masing-masing menggunakan BBG sebanyak 2,5 liter setara premium (lsp).

Dari hasil uji coba, jarak terjauh berhasil dicapai oleh salah satu motor vespa sejauh 104 kilometer (km) dengan penggunaan 2,5 lsp sehingga per lsp diperhitungkan dapat menempuh jarak sekitar 41,6 km. 

Baca juga: Asa PGAS Dapatkan 'Pelumas' Proyek Jargas

Kemudian pada sepeda motor matic, dengan jumlah BBG yang sama yakni 2,5 lsp mampu menempuh jarak 93,7 km atau sekitar 37,5 km per lsp. Sementara itu, satu motor vespa lainnya menempuh jarak 91 km atau 37 km per lsp. Dari ketiga kendaraan tersebut, rata-rata jarak tempuh yang dapat diraih sebesar 38,7 km/lsp.

“Dari hasil uji coba atau test drive ini, BBG pada sepeda motor akan menghemat biaya beli bahan bakar hingga 2 kali lipat dibandingkan dengan BBM. Harga BBG sendiri hanya sebesar Rp4.500 per lsp, dan harganya sama di manapun tempat pengisiannya,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama, Kamis (30/3/2023) malam.

Selain itu, harga BBG juga diatur dan ditentukan oleh pemerintah dan konversi BBG merupakan salah satu program Kementerian ESDM, sehingga kenaikan harganya tidak akan sesering dan se-fluktuatif harga BBM.

Baca juga: Pemetaan Arah Subsidi BBM Kian Sulit, ‘Tersandera’ Tahun Politik

Rachmat menjelaskan bahwa sepeda motor yang telah dikonversi dengan BBG akan memiliki sistem dual fuel yaitu kombinasi BBM dan BBG sehingga jarak tempuh kendaraan dapat makin jauh. 

Kombinasi bahan bakar tersebut juga membuat pengguna lebih fleksibel dalam memilih bahan bakar. Adapun, untuk konversi sepeda motor BBG tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp4 juta—Rp5 juta per unitnya.

Terkait dengan ketersediaan infrastruktur pendukung, Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia, Muhammad Hardiansyah mengungkapkan bahwa saat ini sudah tersedia 20 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di DKI Jakarta, Bekasi, dan Depok. 

Baca juga: Pemerintah Tancap Gas Gandeng Swasta Pacu Jargas

Cara pengisian juga mudah dan praktis, tanpa perlu melakukan bongkar pasang tangki. Pengisian BBG sendiri hanya membutuhkan waktu 1—2 menit. “Yang jelas, jarak tempuh per lsp bisa lebih dari 35 kilometer sehingga memberikan manfaat lebih bagi pengguna. Pengguna tetap dapat menggunakan BBM dan dapat berhemat dengan menggunakan bahan bakar gas,” ujarnya.


Untuk konversi motor BBG, dia menjelaskan bahwa nantinya akan dipasang Converter Kit, tabung CNG, switch untuk mengaktifkan/non-aktifkan penggunaan BBG, dan perangkat lainnya. Pemasangan dilakukan oleh bengkel tersertifikasi seperti di Bengkel Auto Gas Indonesia BSD dan Bengkel Raja Rafa Samudra, Pondok Gede.

“Sehubungan dengan sertifikasi, tentu menjadi perhatian utama. Kami mengutamakan aspek keamanan pada konversi BBG sepeda motor ini. Tabung CNG yang dipakai telah lolos uji tekan dan berstandar internasional ISO 11439 untuk kekuatan dan spesifikasi tabung CNG, sehingga kecil sekali kemungkinan untuk meledak dalam penggunaan sehari-hari,” katanya.


Sebagai gambaran, tabung gas terbuat dari bahan seamless steel pipe yang dibuat dengan proses khusus tanpa sambungan sehingga membuat tabung sangat kuat meskipun ringan. Tabung yang digunakan juga sesuai dengan standar safety ISO 11439, yang telah dilakukan pengetesan sebesar 1.5 kali dari tekanan operasional dan jauh lebih besar dari tekanan pada saat terjadi tumbukan akibat kecelakaan. 

Selain itu, cylinder valve juga sesuai dengan standar ECE R 110 dengan mode auto cut off untuk excess flow, yakni jika ada piping putus atau lepas langsung cut off gas dari cylinder. “Dari uji coba motor CNG yang cukup sukses ini menjadi pemacu bagi kami untuk merealisasikan piloting project pada 300 sepeda motor dalam waktu dekat. Konversi motor CNG merupakan terobosan sekaligus dukungan PGN Group terhadap penyediaan energi yang ramah lingkungan dan hemat bagi masyarakat,” kata Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.