Bisnis, JAKARTA — Perkembangan kondisi ekonomi yang ditandai dengan peningkatan inflasi, perbaikan pertumbuhan ekonomi, pelonggaran pembatasan mobilitas, dan ancaman kenaikan suku bunga, menjadikan instrumen reksa dana saham dan pasar uang lebih menjanjikan ketimbang pendapatan tetap.
Industri reksa dana relatif belum begitu bergairah pada awal tahun ini. Total dana kelolaan masih cenderung terus menurun, padahal jumlah investornya masih terus meningkat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana pada Maret 2022, adalah sebesar Rp568,19 triliun. Jumlah tersebut turun 0,46 persen secara bulanan atau jika dibandingkan dengan Februari 2022 yang sebesar Rp570,83 triliun.
Tren penurunan ini sudah terjadi sejak awal tahun. Meskipun demikian, penurunan secara bulanan yang terjadi pada Maret 2022 ini sudah lebih rendah dibanding penurunan bulanan pada Februari 2022 lalu yang sebesar 0,66 persen.