Pinjaman Tekfin Syariah Terus Mekar

Penyaluran pinjaman yang dilakukan platform teknologi finansial syariah diproyeksi terus mekar di tengah pandemi Covid-19. Simak penjelasannya.

Denis Riantiza Meilanova & Aziz Rahardyan

23 Sep 2021 - 21.06
A-
A+
Pinjaman Tekfin Syariah Terus Mekar

Penyaluran pinjaman yang dilakukan platform teknologi finansial syariah diproyeksi terus mekar di tengah pandemi Covid-19. (Bisnis/Himawan L. Nugraha)

Bisnis, JAKARTA— Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) memproyeksi bahwa penyaluran pinjaman oleh platform teknologi finansial (tekfin) syariah bakal terus tumbuh hingga pengujung tahun ini kendati pandemi Covid-19 belum usai.

Berdasarkan data AFSI, pencairan pembiayaan tekfin pendanaan bersama klaster syariah sampai dengan Juli 2021 telah mencapai Rp544 miliar. Capaian tersebut sudah melampaui realisasi sepanjang 2020 yang mencapai Rp484 miliar.

"Lihat data per Juli tahun ini sudah melebihi 2020.  Kami melihat ada potensi lonjakan cukup tinggi di tahun ini, mungkin bisa 70—80 persen pertumbuhannya dari 2020," ujar Ketua Umum AFSI, Ronald Yusuf Wijaya dalam Indonesia Sharia Summit 2021, Rabu (22/9/2021).

Dia mengatakan secara keseluruhan penyaluran pembiayaan oleh platform tekfin pemberi pinjaman termasuk yang tak menerapkan sistem syariah menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup baik meski di tengah pandemi Covid-19.  

Pencairan pendanaan platform tekfin pemberi pinjaman terus meningkat dari tahun ke tahun, misalnya pada 2019 mencapai Rp58 triliun atau tumbuh 20 persen dan pada 2020 mencapai Rp74 triliun atau tumbuh 25 persen. Pembiayaan platform tekfin pemberi pinjaman pun diperkirakan dapat mencapai kisaran Rp86—Rp120 triliun pada tahun ini.

"Peluangnya masih begitu besar, masih banyak masyarakat yang belum dapat akses pembiayaan," katanya.

Di sisi lain, jumlah pelaku usaha tekfin pemberi pinjaman dengan prinsip syariah masih terbatas. Hingga saat ini, kata Ronald, baru ada 16 tekfin syariah dari total 204 penyelenggaran resmi, baik tercatat, terdaftar, maupun yang berizin.

Dari jumlah tersebut, jumlah pemain pelaku usaha tekfin pemberi pinjaman dengan prinsip syariah baru mencapai delapan penyelenggara.  Beberapa pemain resmi fintech P2P lending anggota AFSI, yaitu Ammana, Qazwa, Alami, Duha Syariah, Ethis, Kapital Boost, DanaSyariah, dan Berkah. Masing-masing memiliki akad berbeda atau segmen tersendiri mulai dari pelaku usaha mikro kecil dan menengan (UMKM) sampai sektor properti.

Ronald mengungkap bahwa salah satu keuntungan UMKM yang berminat menggunakan layanan digital syariah secara penuh, yaitu potensi terhubung dengan ekosistem syariah yang lebih besar.

Hal ini terdorong oleh tiga pilar, yaitu literasi syariah yang makin terdongkrak,  sumber daya manusia (SDM) makin kompeten, serta perkembangan infrastruktur keuangan digital yang masif, didukung terbentuknya Bank Syariah Indonesia.

"AFSI sendiri telah memiliki ekosistem yang besar dengan lebih dari 100 member, yang bersinergi, bersama-sama mendorong ekosistem syariah melalui pemanfaatan teknologi. Anggota pun bukan hanya penyelenggara, namun juga ada lembaga pendidikan, perbankan syariah, lembaga hukum, dan lainnya," tambahnya.

Pelaku usaha yang ingin menerapkan prinsip syariah secara penuh lewat mulai dari merambah layanan tekfin pun tak perlu ragu, karena Indonesia tergolong salah satu ekosistem syariah yang berkembang pesat. Didorong banyaknya kaum muda yang ternyata belum tersentuh layanan perbankan.

Sementara itu, Alami, salah satu platform tekfin pemberi pinjaman berprinsip syariah telah menyalurkan pinjaman hingga Rp1 triliun. Sejak beroperasi pada 2019, tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari (TKB90) Alami pun masih bertahan di 100 persen, atau nihil peminjam (borrower) gagal bayar.

Direktur Utama Alami, Dima Djani mengatakan perusahaan bakal terus melakukan ekspansi distribusi pinjaman dan menyentuh sektor-sektor baru.

“Strategi kami tidak hanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan dari segi bisnis, namun juga ditargetkan kepada bidang-bidang industri yang diproyeksikan dapat membawa dampak positif kepada masyarakat luas, di antaranya industri pangan, kesehatan dan logistik," ujarnya.

Ke depan, Dima yakin platform finansial berbasis syariah akan dapat membawa dampak nyata yang positif bagi seluruh elemen masyarakat jika dipandang dari perspektif yang lebih luas, di luar unsur keagamaan yang menaunginya.

Masyarakat sebagai pendana (lender) ritel pun dapat mengembangkan dananya dengan lebih aman, imbal hasil menarik, sekaligus turut berperan aktif untuk mendorong kesejahteraan bagi elemen masyarakat lainnya yang membutuhkan.

Untuk memperluas pengaruh buat ekosistem syariah di Indonesia, perusahaan bakal meluncurkan Bank Hijra dari akuisisi bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) yang diakuisisi pada awal tahun.

"Kami sangat antusias bahwa layanan Hijra Bank yang hadir melengkapi layanan P2P lending kami, akan menjadi solusi yang mewakili nilai-nilai syariah untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan tentunya berdampak secara positif bagi seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.

Nantinya, Dima berharap Hijra mampu menjadi pelengkap layanan yang tidak dimiliki platform tekfin pemberi pnjaman, Alami yakni mengakomodasi tabungan peminjam dana dan pemberi dana.

Pasalnya, platform tekfin pemberi pinjaman hanya bisa menyalurkan pinjaman tanpa menghimpun dana. Harapannya, strategi ini mampu melengkapi ekosistem perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.