PM Inggris: Migrasi Massal Bisa jadi Peristiwa Geopolitik Dunia

Johnson menggunakan contoh runtuhnya kekaisaran Romawi untuk menyoroti apa yang dia katakan sebagai kemungkinan perubahan iklim yang membawa penurunan peradaban.

John Andhi Oktaveri

31 Okt 2021 - 08.54
A-
A+
PM Inggris: Migrasi Massal Bisa jadi Peristiwa Geopolitik Dunia

Ilustrasi

Bisnis, JAKARTA -- Dunia harus mengantispasi terjadinya migrasi massal dan persaingan global untuk mendapatkan makanan dan air. Hal itu bisa terjadi jika para pemimpin dunia saat ini tidak bekomitmen menangani ancaman perubahan iklim.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan kegagalan para pemimpin dunia untuk berkomitmen menangani darurat iklim pada KTT Cop26 di Glasgow dapat memicu peristiwa geopolitik yang sangat pelik di dunia. Hal itu termasuk migrasi massal dan persaingan global untuk mendapatkan makanan dan air, .

Johnson berbicara sebelum dimulainya pertemuan para pemimpin dari negara-negara industri G20 di Roma. Dia akan mendorong negara-negara G20 hadir di Glasgow dengan rencana tetap untuk mengurangi emisi.

Menurut Johnson peluang keberhasilan tergantung pada keseimbangan. Dalam putaran wawancara di Roma, dia diingatkan apa yang dia katakan pada September bahwa ada enam dari 10 hal untuk disepakati pada pertemuan puncak Cop untuk menghasilkan tindakan yang diperlukan. Pertanyaan tersebut akan dijawab Johnson sekarang.

"Saya akan mengatakan pertanyaan itu hampir sama," katanya seperti dikutip TheGuardian.com, Minggu (31/10/2021).

Johnson mengatakan semua orang perlu fokus pada apa yang telah dilakukan Inggris yakni mengambil konsep abstrak dari net zero yang dibahas di Paris enam tahun lalu, dan mengubahnya menjadi hasil yang tajam dalam hal mengurangi penggunaan batu bara.

Begitu juga dengan penggunaan mesin pembakaran internal dan dunia perlu membiayai teknologi hijau.

Berbicara kepada wartawan dalam perjalanan ke Roma pada Jumat, Johnson menggunakan contoh runtuhnya kekaisaran Romawi untuk menyoroti apa yang dia katakan sebagai kemungkinan perubahan iklim yang membawa penurunan peradaban.

Ditanya tentang pesannya untuk Cop26, Johnson mengulangi peringatannya tentang konsekuensi peningkatan suhu bagi dunia.

“Jika Anda meningkatkan suhu planet ini empat derajat atau lebih, seperti yang diperkirakan akan terjadi tanpa belas kasihan, Anda akan melihat grafiknya, maka Anda menghasilkan peristiwa geopolitik yang sangat sulit ini,” katanya kepada Channel 4 News.

Johnson mengatakan hal itu akan mengakibatkan kelaparan, kekeringan, hilangnya habitat, pergerakan, krisis air, makanan, pergerakan besar orang. Hal itu merupakan hal-hal yang secara politis akan sangat, sangat sulit dikendalikan.

“Ketika kekaisaran Romawi jatuh, itu sebagian besar sebagai akibat dari imigrasi yang tidak terkendali. Kekaisaran tidak bisa lagi mengontrol perbatasannya. Orang-orang datang dari timur, dari mana-mana. Eropa akan memasuki zaman kegelapan yang berlangsung sangat lama, “ ujar Johnson.

Dia mengingatkan pentingnya membatasi suhu planet.

"Intinya adalah saya mengatakan hal itu bisa terjadi lagi. Orang tidak boleh terlalu sombong untuk membayangkan bahwa sejarah adalah satu arah," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa kalau kita tidak dapat memastikan minggu depan di Cop di Glasgow bahwa kita tetap hidup dengan prospek membatasi pertumbuhan suhu planet ini, maka kita benar-benar menghadapi masalah nyata bagi umat manusia.

Johnson menghadapi kritik minggu ini karena kelambanannya sendiri dalam mengatasi emisi dan memotong retribusi pada penerbangan domestik yang lebih pendek. Akan tetapi dia tiba di Roma dengan membawa pesan yang blak-blakan untuk sesama pemimpin G20.

"Terlalu banyak negara yang masih melakukan terlalu sedikit," kata juru bicara perdana menteri itu ketika menjelaskan pesan yang akan disampaikan Johnson. (Annisa Sulistyo Rini)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.