Bisnis, JAKARTA — Indonesia digadang-gadang akan menjadi salah satu pemain utama di industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dunia, mengingat komoditas mineral yang dibutuhkan sebagai bahan baku untuk membuat baterai cukup melimpah di dalam negeri.
Tak hanya nikel, Indonesia berdasarkan data Badan Survei Geologi Amerika Serikat (United States Geological Survey/USGS), tercatat memiliki cadangan kobalt yang cukup besar, yakni mencapai 600.000 ton.
Pada 2022, Indonesia bahkan tercatat sebagai produsen kobalt terbesar kedua di dunia setelah Kongo yang memiliki cadangan mencapai 4 juta ton. Pada tahun lalu, produksi Kobalt Indonesia mencapai 10.000 ton, mengungguli Rusia, Filipina, Australia, dan Kanada yang pada 2021 posisinya berada di atas Indonesia.
Baca juga: Bersiasat Menjadi 'Raja' Baterai Kendaraan Listrik Dunia