Potensi Bisnis Emiten Baru Cerah, Tren ARA Terus Berlanjut

Sepanjang tahun berjalan, saham emiten-emiten baru sering kali diserbu investor pada perdagangan hari pertama. Salah satu faktornya potensi bisnis yang dianggap cukup baik oleh para pelaku pasar.

Rinaldi Mohammad Azka

6 Sep 2021 - 16.10
A-
A+
Potensi Bisnis Emiten Baru Cerah, Tren ARA Terus Berlanjut

Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia atau BEI kembali kedatangan emiten baru. Dua emiten sekaligus mencatatkan saham perdananya di Bursa pada perdagangan Senin (6/9/2021).

Dua emiten tersebut yaitu PT Indo Oil Perkasa Tbk. (OILS) dan PT Geoprima Solusi Tbk. (GPSO). Keduanya tercatat sebagai perusahaan ke-30 dan ke-31 yang go public pada tahun ini. 

Pelaksanaan initial public offering (IPO) kedua perusahaan itu pun sukses. Terbukti dari pergerakan sahamnya yang terkena auto reject atas (ARA). Pencapaian kedua emiten tersebut sekaligus meneruskan tren ARA bagi para pendatang baru Bursa.

Berdasarkan RTI, kedua emiten tersebut langsung menghantam ARA saat perdagangan baru saja berjalan kurang dari 1 jam. Saham OILS naik 66 poin atau 24,44 persen ke level 336 dari harga penawaran 270 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp152,54 miliar dengan volume perdagangan melampaui 173,39 juta lembar saham.

Sedangkan, saham GPSO naik 62 poin atau 34,44 persen ke level 242 dari harga penawaran di angka 180. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp161,33 miliar dengan volume perdagangan melampaui 875.800 lembar saham.

PT Geoprima Solusi Tbk. (GPSO) resmi listing di BEI pada Senin (6/9 - 2021), dan menjadi perusahaan tercatat ke/31 sepanjang 2021.

Amir Suhendro Samirin, Direktur NH Korindo Sekuritas Indonesia, mengatakan perseroan dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang cukup bagus karena industri geospasial merupakan salah satu pilar utama pembangunan dalam revolusi industri. Apalagi saham GPSO menjadi pioneer saham perusahaan pada sektor tersebut. 

Hal itu yang mungkin mendorong investor memburu saham GPSO. Direktur Utama Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang selaku penjamin pelaksana emisi mengungkapkan bahwa selama masa penawaran, total pesanan yang masuk mencapai 21,3 kali dari jumlah saham ditawarkan atau terjadi oversubscribed sebesar 20,3 kali dari total penawaran.

"Tingginya animo masyarakat terhadap penawaran umum GPSO diperkirakan karena potensi pertumbuhan usaha yang tinggi di masa mendatang sebagai salah satu perusahaan yang bergerak pada sektor yang terkait dengan teknologi," katanya.

Adapun GPSO melepas 166,66 juta saham baru atau setara dengan 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp180 per lembar saham sehingga keseluruhan dana IPO yang terkumpul Rp30 miliar.

Sebagai pemanis IPO, perseroan juga menerbitkan waran seri I secara cuma-cuma sebanyak 166,66 juta waran atau sebesar 33,33 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran. Hal ini berarti setiap pemegang 1 saham baru perseroan berhak memperoleh 1 waran seri I di mana setiap waran tersebut memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dari portepel.

Karnadi Margaka, Direktur Utama Geoprima Solusi menyatakan terlepas dari kondisi global maupun dalam negeri yang masih belum stabil sebagai akibat adanya Pandemi Covid-19, proses penawaran umum secara keseluruhan telah berjalan dengan lancar.

"Tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO perseroan juga menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal di Indonesia pada umumnya dan prospek usaha perseroan secara khusus," jelasnya, Senin (6/9/2021).

Karnadi juga menyatakan keyakinannya terhadap prospek usaha industri geospasial di tahun-tahun mendatang. Hal itu seiring dengan pemulihan ekonomi global maupun ekonomi nasional.

Seluruh dana yang diperoleh GPSO pun bakal dialokasikan untuk mendanai belanja modal, antara lain untuk pembelian aset berupa ruko dan pembelian peralatan berupa lidar optech untuk meningkatkan kapasitas operasional perseroan.

Selain belanja modal, sebagian dana juga akan digunakan untuk mendanai modal kerja, antara lain untuk pembelian persediaan berupa unmanned aerial vehicle, untuk biaya pemasaran, promosi, dan iklan, serta untuk biaya sewa kantor perwakilan.

Adapun Geoprima Solusi menjalankan kegiatan usaha di bidang perdagangan besar mesin, peralatan, dan perlengkapan lainnya dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) nomor 46599, reparasi alat ukur, alat uji dan peralatan navigasi dan pengontrol dengan KBLI nomor 33131, aktivitas konsultasi manajemen lainnya dengan KBLI nomor 70209.

Perusahaan juga menjalani bisnis aktivitas angkutan udara khusus pemotretan, survei dan pemetaan, aktivitas konsultasi bisnis dan broker bisnis, aktivitas keinsinyuran dan konsultasi teknis, aktivitas fotografi, pengolahan data, pendidikan teknik swasa dan aktivitas profesional, ilmiah dan teknis lainnya.

 

Pertumbuhan Pesat

Di sisi lain, OILS resmi menetapkan harga saham dalam penawaran umum perdana atau IPO sebesar Rp270 per saham. Berdasarkan data BEI, harga ini merupakan yang terendah sejak harga penawaran awal hingga Rp300 per saham.

Dalam keterangan resmi KSEI, emiten berkode saham OILS ini melepas sebanyak 150 juta saham dengan nominal Rp100, sehingga OILS meraih dana IPO Rp40,5 miliar.

OILS menjadi perusahaan pengolah kopra pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Indo Oil Perkasa berdiri pada tahun 2016 di Mojokerto, Jawa Timur, dan memproduksi minyak kopra (Crude Coconut Oil) beserta turunannya, yaitu minyak kelapa olahan (RBD Coconut Oil), serta bungkil kopra (copra meal).

Produk-produk emiten tersebut telah dipasarkan ke Sri Lanka, Malaysia dan Tiongkok, dan siap diluncurkan ke negara-negara Asia Tenggara lainnya. OILS  memang membidik pasar internasional karena harganya lebih tinggi dibandingkan dengan pasar dalam negeri.  

Sejauh ini, pertumbuhan OILS begitu pesat. Perseroan sudah mampu berada di urutan ke-7 eksportir minyak kopra di Indonesia dengan penjualan hampir mencapai Rp300 miliar atau naik 300 persen dalam tempo lima tahun pada 2020. Sedangkan marjin EBITDA terlihat meningkat dengan konsisten dalam tiga tahun terakhir (2017–2019).

PT Indo Oil Perkasa Tbk. (OILS) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada Senin (6/9 - 2021), dan menjadi perusahaan tercatat ke/30 sepanjang 2021.

Selain memproduksi minyak kopra (CNO) biasa, OILS juga memproduksi CNO premium dengan kualitas hamper setara dengan minyak kelapa yang telah melalui proses penyulingan (refinery). Ini berarti CNO premium produksi perseroan memiliki kandungan asam lemak bebas maksimal 3 persen saja serta nihil kandungan aflatoksin dengan warna yang mendekati minyak goreng kelapa (RBD). 

Sementara itu, OILS tetap berencana membangun pabrik penyulingan minyak goreng untuk dipasarkan ke dalam dan luar negeri. Saat ini kapasitas produksi perseroan mencapai 100 ton CNO per hari atau setara dengan 150 ton kopra per hari.

Rencananya kapasitas produksi akan segera ditingkatkan menjadi 300 ton per hari. Operasional produksi bakal ditunjang oleh gudang yang dapat menampung 4.000 ton bahan mentah, tangki minyak dengan kapasitas 500 ton, serta gudang kopra berkapasitas 3.000 ton.

 

Bahan mentah diambil dari lahan perkebunan yang berada di lokasi strategis di Mojokerto, sekitar 59 km dari pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dengan adanya akses tol Trans Jawa, kegiatan distribusi dan logistik lebih dinamis karena waktu tempuh dari gudang ke pelabuhan menjadi sangat singkat.

Prospek CNO saat ini begitu menjanjikan karena tuntutan pasar lebih besar dari pasokan. Negara-negara yang memproduksi produk turunan CNO seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Tiongkok, dan lain-lain membutuhkan pasokan dari negara-negara produsen kelapa yang tergabung dalam Asia Pacific Coconut Community (APCC), di mana Indonesia termasuk di dalamnya.

"Oleh sebab itu perseroan berencana membuka pasar baru di Thailand, Turki, Timur Tengah, dan Eropa dan saat ini sedang menyiapkan perizinannya," ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi Senin (6/9/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.