Bisnis, JAKARTA - Peluang kelanjutan pengetatan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur pada September terbuka lebar seiring dengan nada hawkish Federal Reserve yang makin kentara. Selain itu, kenaikan harga BBM mengompori inflasi bulan ini.
Para ekonom dalam negeri sudah memperkirakan kenaikan suku bunga BI sebesar 25 basis poin menjadi 4 persen dalam RDG yang akan dilaksanakan pada 21 - 22 September 2022.
Sementara itu, pelaku pasar saat ini tengah menantikan keputusan suku bunga acuan dari The Fed dalam pertemuan 20 – 21 September 2022. Investor memperkirakan bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, mengerek acuan suku bunga di atas 3 - 3,25 persen, jauh lebih tinggi dari 0 persen pada awal tahun ini.
Para pejabat yang tergabung dalam Federal Open Market Committee (FOMC) sudah merilis pernyataan kebijakan untuk memperbarui perkiraan yang kemungkinan mengarah ke 4 persen selama beberapa bulan ke depan dan bertahan sedikit lebih tinggi sampai 2023.