Bisnis, JAKARTA – Lebih dari 2 tahun pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air membuat sektor properti bekerja keras hadapi tekanan. Namun di tahun 2023 ini rupanya beberapa subsektor properti masih belum bisa bernapas lega untuk pulih seperti sebelum pandemi. Tahun 2023 ini diproyeksikan banyak sentimen negatif yang menghadang sektor properti mulai dari ancaman resesi, suku bunga tinggi hingga mulainya tahun politik.
Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan sektor properti masih mengalami sejumlah tantangan di tahun ini. Beberapa subsektor properti yang masih mengalami beberapa pemulihan di tahun ini. Untuk subsektor properti perkantoran di Jakarta masih mengalami perlambatan pemulihan di tahun ini.
Di sepanjang 2022, banyak perusahaan yang menahan untuk melakukan relokasi dan ekspansi sembari menunggu stabilnya kondisi ekonomi. Di samping itu, komitmen penyewa pada gedung kantor baru akan sangat menentukan naik dan turunnya tingkat hunian di tahun 2023.
“Tingkat hunian diperkirakan akan kembali menurun pada 2023 akibat tingginya jumlah pasok baru. Namun tingkat hunian diharapkan akan mulai membaik mulai dari tahun 2024. Pasokan perkantoran di kawasan Jakarta melambat di kuartal IV-2022. Hal ini diprediksi terus berlanjut hingga tahun 2023,” ujarnya dalam laporan dikutip, Sabtu (7/1/2023).