Bisnis, JAKARTA — Selama hampir 30 hari mengelola wilayah kerja Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) disebut telah berhasil meningkatkan produksi minyak di blok tersebut.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan dengan jumlah kegiatan pengeboran dan ketersediaan alat yang lebih masif, maka produksi Blok Rokan ditargetkan bisa lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya.
Saat ini, imbuhnya, tingkat produksi di Blok Rokan berada pada level 163.000 barel minyak per hari (bopd) hingga 165.000 bopd.
“Sudah ada kenaikan tapi masih 1.000-2.000 bopd. Belum terasa tapi trennya sudah naik,” katanya kepada Bisnis, Selasa (7/9/2021).
SKK Migas, imbuhnya, akan terus menggenjot produksi di Blok Rokan sehingga pada akhir tahun nanti produksinya diharapkan dapat meningkat pada level 175.000 bopd.
Dia mengungkapkan bahwa sesuai dengan hasil revisi Work, Program, and Budget (WP&B) 2021, PHR akan melakukan pemboran untuk 141 sumur pada 2021.
Komitmen jumlah pemboran baru ini merupakan pengubahan dari rencana awal PHR yang hanya mengebor 84 sumur pada 2021, dan kemudian juga berkomitmen melakukan program-program peninggalan PT Chevron Pacific Indonesia yang tidak dapat direalisasi karena kendala di lapangan menjelang akhir alih kelola.
Secara total, Pertamina akan sebanyak 161 sumur lebih banyak 20 sumur dari WP&B 2021. "Sampai Desember 2021 nanti dengan rig sekitar 17—18 yang mengebor, produksi bisa sekitar 175.000-180.000 barel per hari," jelasnya.
Sementara itu, PHR mendapatkan tambahan produksi sebesar 3.196 barel per hari dari upaya pengeboran yang dilakukan di Blok Rokan setelah alih kelola pada 9 Agustus 2021.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan mengatakan sejak alih kelola Blok Rokan pihaknya telah berhasil mengebor 10 sumur. Hingga Senin (23/8/2021) tercatat ada dua rig pengeboran yang sedang moving ditambah 1 rig yang sedang persiapan pengeboran di WK Rokan.
Dari jumlah sumur tersebut, terdapat delapan sumur dengan tingkat produksi yang juga melebihi target.
"Total produksi 8 dari 10 sumur yang sudah dibor sebanyak 3.196 bopd dari 2.000 bopd yang direncanakan," ujar Jaffee.
Sebagaimana diketahui, Pertamina melalui anak usahanya PHR akan mengelola wilayah kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021 hingga 20 tahun mendatang.
Banyak pihak yang mengkhawatirkan alih kelola Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina akan berdampak terhadap penurunan produksi blok migas tersebut, sama halnya dengan Blok Mahakam, yang produksinya pada 2018 terpuruk 35% dari kinerja 2017.
Berdasarkan data SKK Migas sepanjang semester I/2021, realisasi lifting di Blok Rokan adalah sebesar 160.646 bopd atau hanya 97,4% dari target APBN 2021 yakni 165.000 bopd.
Di tangan Pertamina, dengan jumlah komitmen yang lebih besar maka produksi di Blok Rokan pada tahun ini diprediksi bisa meningkat pada kisaran 175.000 barel—180.000 barel per hari.