Properti Banjir Stimulus, Laba Ciputra Meroket 337 Persen

Bisnis properti Ciputra terutama ditopang suku bunga rendah dan diskon tarif PPN sehingga berhasil mendongkrak pertumbuhan labanya hingga ratusan persen.

Dwi Nicken Tari

16 Nov 2021 - 21.36
A-
A+
Properti Banjir Stimulus, Laba Ciputra Meroket 337 Persen

Ciputra World 2, Jakarta. Proyek ini merupakan salah satu besutan proyek mixed use PT Ciputra Development Tbk./ciputradevelopment.com

Bisnis, JAKARTA — Emiten pengembang properti papan atas PT Ciputra Development Tbk. berhasil membukukan kenaikan laba hingga ratusan persen pada periode sembilan bulan pertama tahun ini. Hal ini mencerminkan kuatnya daya tahan perseroan di tengah kondisi pandemi.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten dengan kode saham CTRA ini membukukan pendapatan senilai Rp6,64 triliun atau naik 56,80 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp4,24 triliun (year-on-year/ YoY).

Laba perseroan pun terkerek hingga 336,95 persen menjadi Rp1,01 triliun dibuatnya. Padahal, pada periode Januari - September 2021, laba bersih emiten Grup Ciputra ini hanya Rp232,18 miliar.

Dilihat dari kontribusi pendapatan, terjadi kenaikan di seluruh lini bisnis perseroan. Pendapatan yang menjadi tulang punggung CTRA yaitu penjualan neto rumah hunian dan ruko tumbuh 38,72 persen secara tahunan menjadi Rp3,34 triliun.

Selanjutnya penjualan neto dari kantor naik 158,17 persen menjadi Rp856,30 miliar, begitu pula penjualan kapling naik 158,77 persen menjadi Rp809,78 miliar. Sementara itu, penjualan apartemen terpantau yang paling tinggi sebesar 172,85 persen menjadi Rp433,02 miliar.

Adapun, total aset CTRA naik 2,03 persen menjadi Rp40,05 triliun pada akhir September 2021 dari posisi akhir tahun lalu Rp39,25 triliun. Ekuitas tumbuh 6,42 persen menjadi Rp18,57 triliun sedangkan liabilitas turun 1,48 persen menjadi Rp21,47 triliun.

Sebelumnya, Candra Ciputra, Direktur Utama Ciputra, mengatakan bahwa produk rumah tapak dengan kisaran harga Rp500 juta - Rp1 miliar menjadi penopang prapenjualan atau marketing sales perseroan sepanjang tahun ini.

“Tipe dan rumah seperti apa, dilihat masyarakat dari segi harga karena banyak pembeli yang menggunakan KPR. KPR tidak pernah semurah sekarang,” kata Candra, Jumat (22/10).

Candra mengungkapkan bahwa kinerja prapenjualan perseroan sempat tertekan pada awal pandemi merebak pada akhir kuartal I/2020. Kala itu, terjadi perubahan prioritas masyarakat yang menunda pembelian properti sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi.

Namun, pembelian rumah tapak berangsur pulih terutama setelah pemerintah mengenalkan insentif PPN nol persen saat suku bunga berada di level terendah. Hal itu pun menjadi angin segar bagi penjualan properti di Indonesia dan berdampak positif pula terhadap marketing sales CTRA.

Di sisi lain, Candra menyebut pembelian properti untuk investasi saat ini masih belum seramai pembelian rumah perdana.

“Untuk investasi memang belum terlalu, untuk pembayaran menggunakan KPR yang paling diminati konsumen,” ujar Candra.

Adapun, CTRA membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp5 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun ini. Realisasi tersebut mencapai 84,74 persen dari target marketing sales yang ditetapkan tahun ini senilai Rp5,9 triliun.

Dilihat dari letak geografis, penjualan dari area DKI Jakarta berkontribusi sebesar 27 persen, Surabaya 12 persen, Sumatera 31 persen, Sulawesi 6 persen, dan sisanya dari lain-lain. Dilihat dari tipe produk, penjualan rumah tapak dan tanah masih mendominasi sebesar 88 persen, ruko 8 persen, dan apartemen 5 persen.

Selanjutnya, metode pembayaran menggunakan tunai tercatat sebesar 23 persen, cicilan 16 persen, dan KPR paling besar 63 persen.

Aditya Ciputra, Head of Investor Relations and Corporate Finance Ciputra, mengatakan dengan sejumlah sentimen positif di pasar properti saat ini, perseroan meyakini marketing sales pada 2021 tak hanya melampaui realisasi 2020, tetapi juga bakal melewati kinerja 2019 saat sebelum terjadi pandemi.

“Kami sangat bahagia, strategi kami sangat sukses dan harapannya target terlampaui,” ujar Aditra.

Merespons kinerja marketing sales CTRA yang solid, RHB Sekuritas mengerek naik target harga saham CTRA dari semula Rp1.365 menjadi Rp1.500 sembari tetap mempertahankan rekomendasi beli.

“Kami menaikkan target herga menjadi Rp1.500 yang mencerminkan diskon sebesar 57 persen terhadap Revalued Net Asset Value (RNAV),” tulis Analis RHB Sekuritas Andhika Suryadharma dan Shelly Setiadi.

Adapun, pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (16/11), saham CTRA ditutup naik 4,59% ke level Rp1.140. Sepanjang tahun ini, saham CTRA sudah tercatat naik sebesar 15,74% year-to-date.

Selain menaikkan target harga saham CTRA, RHB Sekuritas juga merevisi naik pendapatan CTRA yang diperkirakan naik 37 persen pada 2021 dan 44 persen pada 2022. Perbaikan ini dinilai berasal dari pemulihan performa operasional Ciputra baik dari sisi prapenjualan maupun pendapatan berulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.