Bisnis, JAKARTA – Emiten perkebunan diyakini masih dapat mencatatkan kinerja optimal pada tahun 2023 seiring dengan terjaganya level harga CPO serta tingginya permintaan yang ditopang oleh kebijakan bahan bakar biodiesel dari Indonesia dan Malaysia.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, memaparkan ada beberapa sentimen yang mempengaruhi kinerja emiten perkebunan sepanjang tahun 2022. Pengetatan kebijakan moneter oleh the Fed, konflik Rusia-Ukraina, kebijakan zero covid, dan pemberlakuan lockdown di China membuat harga CPO berfluktuasi sepanjang tahun ini.
“Pergerakan harga CPO berada pada kisaran US$909,32 per metrik ton hingga US$1.340 per metrik ton sepanjang Januari–September 2022. Sementara itu, pada Januari 2021 harga CPO tercatat di kisaran US$990 per metrik ton dan pada September di level US$1,180 per metrik ton,” jelasnya saat dihubungi, Senin (12/12/2022).
Alrich menjelaskan di tengah sejumlah risiko ketidakpastian tersebut, emiten CPO masih mampu menunjukkan pertumbuhan pendapatan pada kuartal III/2022 secara year-on-year (YoY).