Bisnis, JAKARTA - Industri baja nasional mulai mengatur ancang-ancang seiring dengan potensi pelemahan permintaan dari China, negara tujuan utama baja RI. Beberapa strategi dipertimbangkan demi mempertahankan kinerja ekspor komoditas tersebut.
Kinerja ekspor besi dan baja (HS 72) RI ke China memiliki proporsi terbesar yakni 68,67% dengan nilai US$18,34 miliar sepanjang 2023. Namun, konsumsi baja China diramal mengalami penurunan tahun ini.
Dikutip dari South East Asia Iron and Steel Institute, Jumat (26/1/2024) produksi baja mentah China dan konsumsinya diperkirakan akan turun masing-masing sebesar 0,3% dan 0,2% dari tahun sebelumnya.
Konsumsi baja China turun disebabkan kondisi properti yang masih terpuruk. Permintaan baja dari sektor properti China diproyeksi akan turun 5-10% dalam setahun ke depan. Pemulihan dapat terjadi pada paruh awal 2025.