Prospek Legit Saham BBRI Menyambut Holding UMi

BRI telah menetapkan harga pelaksanaan rights issue dalam rangka pembentukan holding UMi sebesar Rp3.400 per saham, lebih rendah ketimbang harga pasar BRI saat ini di level Rp3.930. Aksi korporasi ini bakal membuka peluang besar bisnis BRI yang tentu bakal berpotensi kian mengerek harga sahamnya.

M. Richard & Khadijah Shahnaz Fitria

31 Agt 2021 - 20.11
A-
A+
Prospek Legit Saham BBRI Menyambut Holding UMi

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso dalam pemaparan kinerja semester pertama 2021 yang dilakukan secara virtual, Jumat (06/8/2021)/ Dok. BRI

Bisnis, JAKARTA — Rencana rights issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dalam rangka pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) yang bakal makin memperluas cakupan  bisnis dan potensi pertumbuhan perseroan. Seiring dengan itu, sahamnya pun bakal makin menarik.

Berdasarkan prospek yang diterbitkan emiten berkode saham BBRI hari ini, Selasa (31/8), perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan rights issue di level Rp3.400 per saham. Adapun, total saham baru yang akan diterbitkan mencapai sebanyak-banyaknya 28,68 miliar.

Dengan demikian, jika seluruh pemegang saham perseroan mengeksekusi haknya, BRI berpotensi mengantongi tambahan modal Rp95,92 triliun. Total saham baru yang akan diterbitkan ini bakal setara dengan 18,62% dari total saham beredar perseroan setelah aksi ini rampung.

Pemerintah sudah memastikan akan menebus seluruh haknya melalui mekanisme inbreng, yakni penyerahan saham pemerintah pada PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan PT Pegadaian (Persero) kepada BRI.

Keputusan pemerintah untuk melakukan penyertaan modal negara (PMN) melalui mekanisme inbreng telah diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2021 tentang Penambahan PMN RI ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Adapun, bagian PMN pemerintah dalam aksi korporasi ini akan mencapai Rp54,77 triliun. Di luar itu, perseroan berpotensi meraup dana segar jika pemegang saham publik perseroan yang mencapai 43,25% dari total saham beredar BBRI memutuskan untuk menebus seluruh hak mereka.

Perseroan berpotensi meraup dana tunai hingga Rp41,15 triliun apabila seluruh pemegang saham publik mengeksekusi haknya sesuai porsi masing-masing.

Adapun, harga pelaksanaan rights issue tersebut kini berada di level yang terdiskon, sebab pada penutupan perdagangan akhir Agustus 2021 hari ini, Selasa (31/8), saham BBRI ditutup di level Rp3.930 setelah turun 0,25%.

Lantas, bagaimana potensi pergerakan saham BBRI di masa mendatang usai pengumuman harga pelaksanaan dan kepastian aksi korporasi ini?

Jadwal PMHMETD I PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa jika berkaca pada kinerja keuangan BRI hingga pertengahan tahun ini, perseroan tergolong solid di tengah tantangan ekonomi karena pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, Reza meyakini saham emiten bank yang fokus menyasar UMKM di Tanah Air itu akan semakin melambung.

Reza memandang dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun bank Himbara tersebut meningkat dengan baik diiringi penyaluran kredit yang positif. BRI mampu menghimpun DPK sebesar Rp1.096,45 triliun, meningkat sekitar 2,23% secara year-on-year (YoY).

Perseroan pun membukukan peningkatan laba yang mulai mendekati pencapaian sebelum pandemi. Dalam laporan keuangan konsolidasian, BRI membukukan laba bersih Rp12,54 triliun per akhir semester I 2021. Pencapaian itu tumbuh sekitar 22,93% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Menurut Reza, hal ini dapat menjadi sentimen positif bagi investor untuk lebih mengapresiasi saham bank dengan jaringan terluas di Tanah Air tersebut pada masa datang. Rampungnya aksi pembentukan holding ini bakal makin memperkuat fundamental BRI dan prospek bisnis jangka panjangnya.

"Dengan kinerja seperti itu maka harusnya bisa positif. Harga sekarang yang masih di kisaran Rp3.900, ini masih di bawah target. Ke depan bisa naik di Rp4.550 hingga Rp4.600," katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/8).

Reza menuturkan bahwa langkah strategis melalui integrasi ekosistem usaha ultra mikro dapat menjadi peluang besar BRI untuk menempuh diversifikasi bisnis. Penetrasi pasar yang lebih besar, menciptakan ekosistem penyaluran kredit yang lebih kuat hingga pertumbuhan kinerja lebih baik.

"Dengan potensi ini, apakah dimungkinkan harga saham BBRI nanti bisa mencapai Rp5.000, atau Rp5.500, atau 6000? Ya menurut saya bisa dimungkinkan sepanjang realisasi kinerja pertumbuhan riil terlihat di mata pelaku pasar," ujarnya.

MENARIK DIBELI

Terpisah, pengamat pasar modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community Edhi Pranasidhi menilai saham BBRI pada masa datang akan melambung, karena investor secara rasional melihat kinerja fundamental yang positif dari bank terbesar di Indonesia tersebut.

Menurutnya, rights issue BRI akan lebih diminati investor kendati di pasar modal nasional marak aksi korporasi yang sama.

Edhi pun menilai, rights issue BRI dengan harga pelaksanaan lebih murah akan lebih menarik minat investor, terlebih lagi karena tujuan penggunaan dana untuk membantu pemberdayaan usaha wong cilik.

“Karena investor BBRI kebanyakan institusi, maka right-nya menarik buat dibeli. Rights issue dengan harga lebih murah dari harga induk di pasar biasanya dipandang menarik,” jelas Edhi.

Dia menegaskan bahwa banyak rights issue yang dilakukan untuk membayar atau mencicil utang, selain untuk memperkuat struktur permodalan. Namun, BRI akan menggunakan dana untuk membiayai UMKM yang unbankable atau tidak memiliki akses ke perbankan melalui Holding Ultra Mikro.

“Kalau berbicara ke pembangunan nasional ya lebih bermanfaat rights issue di BRI. Juga BRI akan selalu tumbuh karena net interest margin BRI tetap tertinggi di antara bank yang lain,” kata Edhi optimistis.

Edhi pun memberikan rekomendasi kepada publik yang selama ini sudah mengoleksi saham BBRI, agar menunaikan haknya dalam aksi korporasi tersebut. Menurutnya, amat disayangkan jika masyarakat melewatkan kesempatan itu.

BRI dinilai memiliki prospek bisnis yang besar dan kuat yang akan sangat menguntungkan bagi investor di masa depan. Di sisi lain, bisnis BRI pun memiliki idealisme kebangsaan yang kuat karena akan bermanfaat bagi pengembangan usaha rakyat kecil demi memperkokoh ketahanan ekonomi nasional.

Dia mengingatkan, jika investor yang selama ini sudah mengoleksi BBRI tidak mengambil haknya, nilai saham yang dimiliki akan terdilusi.

"Perlu kita catat juga investor publik juga dihadapkan dengan penerbitan saham baru yang nilainya besar. Namun, rasanya fokus utama tetap pada BBRI karena lebih masuk akal," tegasnya.

Direktur Utama BRI Sunarso yakin rights issue ini bakal terserap optimal oleh pemegang saham publik. Perseroan pun telah melakukan hitung-hitungan bisnis untuk mengukur potensi pertumbuhan BRI di masa mendatang berdasarkan hasil rights issue ini.

Pada prinsipnya, penguatan modal ini bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan bisnis BRI di masa mendatang melalui pembentukan dan penguatan ekosistem usaha ultra mikro. Ini menjadi sumber pertumbuhan baru BRI di masa mendatang.

Mengingat segmen bisnis ini selama ini masih sangat minim tersentuh layanan perbankan, potensi pertumbuhannya pun masih sangat besar di masa mendatang. Oleh karena itu, jika BRI memperoleh tambahan modal di luar inbreng saham pemerintah, upaya pengembangan bisnis ini bakal makin optimal.

Bila pelepasan saham baru terserap optimal oleh pemegang saham publik, maka 5 tahun ke depan pertumbuhan kredit ekosistem usaha UMi akan tumbuh rata-rata 14% per tahun.

Namun, jika investor publik mengeksekusi rights-nya hanya 50% saja, pertumbuhan kredit perseroan rata-rata 10,7% per tahun untuk 5 tahun ke depan. Manajemen BRI pun menjanjikan akan menjaga dividend payout ratio tidak kurang dari 50% setiap tahunnya.

“Nanti dapat peluang pertumbuhan seperti itu, pasti revenue-nya kan ikut naik, income-nya ikut naik. Kemudian kita menjanjikan akan jaga dividend payout ratio kita tidak kurang dari 50%. Jadi, pilihannya ambil dengan prospek seperti tadi, atau tidak ambil tapi terdilusi,” ujarnya.

Sunarso pun menutup dengan mengatakan aksi korporasi ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.