Bisnis, JAKARTA - Negara berkembang menghadapi situasi yang sulit karena pengetatan moneter di negara maju yang berlangsung lama. Prospek surat utang berdenominasi lokal menjadi makin berisiko jika Federal Reserve kembali mengerek suku bunga.
Bagi investor obligasi terbesar di dunia sekelas BlackRock Inc., mereka bertaruh bahwa siklus pengetatan akhirnya berakhir. Pasalnya, kebijakan moneter yang terus ketat akan menciptakan permasalahan yang lebih besar bagi surat utang negara berkembang.
Sementara itu, para pengambil kebijakan moneter terus berupaya mengamankan mata uangnya di tengah ancaman El Nino yang dapat berdampak ke inflasi.
Hal itu terlihat dari data Bloomberg yang memperlihatkan ukuran untuk utang turun 2 persen pada Agustus, sementara itu, indeks nilai tukar mata uang negara berkembang tergelincir hingga 1,5 persen.