Proyeksi Investasi Aset Kripto Maret 2023, Bukan Bulan Baik

Pergerakan harga Bitcoin (BTC) selama Februari termasuk dalam kategori sideways. Namun, hal itu juga berarti Bitcoin lebih stabil daripada kumpulan aset arus utama, termasuk saham, komoditas, dan mata uang utama dunia.

Jaffry Prabu Prakoso

4 Mar 2023 - 16.40
A-
A+
Proyeksi Investasi Aset Kripto Maret 2023, Bukan Bulan Baik

Nasabah sedang mengecek pergerakan harga kripto. /BIsnis-Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA -- Aset kripto bergerak mendatar atau sideways sepanjang Februari. Tim Riset Tokocrypto mengatakan banyak investor berharap untuk bisa mendapat banyak peluang keuntungan pada Maret ini. 

Namun, harapan itu tampaknya sulit terwujud melihat situasi makroekonomi dan industri kripto secara keseluruhan. Ini terlihat dari indeks Bitcoin Monthly Returns yang harga terakhir di Februari hanya naik 0,03 persen. Otomatis, pergerakan bulanan BTC mengonfirmasi tidak ke mana-mana selama empat pekan berturut-turut.

"Naik turunnya harga Bitcoin sebagian besar karena data makroekonomi. Aksi harga BTC menyelesaikan bulan Februari hampir persis dengan di akhir Januari 2023, di mana BTC mulai di sekitar US$23.500," tulis Tim Riset Tokocrypto dalam riset, dikutip Sabtu (4/3/2023).


Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P


Namun, hal itu juga berarti Bitcoin lebih stabil daripada kumpulan aset arus utama, termasuk saham, komoditas, dan mata uang utama dunia. 

Tokocrypto menilai awal Maret bukanlah waktu yang baik atau bullish untuk pasar aset kripto, khususnya Bitcoin. BTC telah turun hampir 5 persen, menghapus kapitalisasi pasar US$22 miliar menjadi total US$430,9 miliar pada Jumat (3/3/2023). 

Selain itu, Ethereum (ETH), XRP (XRP), Cardano (ADA) dan Polygon (MATIC), dan altcoin lainnya juga mengalami penurunan tajam serupa.

"Anjloknya market kripto, terutama Bitcoin disebabkan oleh beberapa hal. Pasar goyah karena kekhawatiran baru atas solvabilitas perusahaan kripto yang terjadi pada bank Silvergate hingga data statistik pasar tenaga kerja AS yang baru dirilis pada Kamis (2/3/2023) tidak menguntungkan pasar aset berisiko," jelas Tokocrypto. 

Baca juga: Gerak Agresif Aset Kripto Kembali Tertunda

Kemudian, di luar data makroekonomi, investor kripto juga dikhawatirkan oleh tindakan dan komentar dari drama US Securities and Exchange Commission (SEC) yang ingin melakukan pengetatan regulasi kripto di AS. 

"Oleh karena itu, bisa saja market bergerak sideways atau datar imbas investor yang masih khawatir dengan masa depan kripto di AS," jelasnya. 

Sementara, secara umum belum ada tanda maupun sentimen yang kuat untuk terjadinya bull run untuk Maret ini. Kemungkinan besar, pasar masih akan tetap sideways di rentang harga US$ 21.500-US$ 25.000. 

Berkaca dari historis Bitcoin Monthly Return, Maret juga bukan bulan yang baik untuk BTC dan kripto lainnya. Indikasi penurunan pasar kripto banyak terjadi pada Maret dalam periode tahun 2014-2018. 

Di samping itu, bulan Maret juga berisiko tinggi untuk penurunan indeks saham berikutnya. Ini merujuk ke data historis yang menunjukan pasar bearish sering berhenti di antara musim pendapatan tiga bulanan. 

Baca juga: Peringatan IMF soal Aset Kripto Demi Stabilitas Keuangan Global

"Kecenderungan investor sulit untuk masuk ke pasar karena menunggu hasil laporan keuangan kuartal dari beberapa perusahan besar, terutama di bidang teknologi. Korelasi pasar saham dan kripto masih berkaitan erat dalam beberapa tahun terakhir," terang Tim Riset Tokocrypto.    

Pasar kripto telah diperdagangkan sejalan dengan saham teknologi pertumbuhan tinggi sejak akhir tahun 2020, melonjak ke level tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kemudian, perlahan mengalami kehancuran ketika The Fed mulai menaikkan suku bunga dan menyedot likuiditas keluar dari pasar.

Adapun kalender ekonomi AS yang harus diwaspadai investor adalah tanggal 10 maret karena akan ada data Non Farm Payrolls (NFP), Consumer Price Index (CPI) pada 14 Maret, dan pertemuan FOMC The Fed untuk menentukan kenaikan suku bunga pada 21-22 Maret. 

Data makroekonomi yang menguat akan menggangu sikap hawkish The Fed sehingga kemungkinan besar juga berpengaruh pada pasar kripto bulan ini. (Mutiara Nabila)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.