Bisnis, JAKARTA – Makin banyak pemain penerbangan berbiaya murah alias low cost carrier dapat menimbulkan risiko perang tarif karena kompetisi memperebutkan penumpang yang kian ketat.
Dalam enam bulan terakhir, akan ada dua maskapai penerbangan yang terjun ke segmen low cost carrier (LCC). Super Air Jet, maskapai yang terafiliasi dengan Rusdi Kirana, pendiri Lion Air Group, mengudara perdana pada awal paruh kedua tahun lalu.
Sebentar lagi, segmen LCC akan makin diramaikan oleh kehadiran TransNusa yang sempat berhenti beroperasi September 2020 akibat pandemi Covid-19. Maskapai yang malang-melintang di langit kawasan timur Indonesia, terutama Nusa Tenggara Timur, ini bermanuver dari layanan penerbangan berjadwal. Menurut Kementerian Perhubungan, maskapai ini sedang memproses pengajuan SOP pelayanan LCC.
Strategi ini dapat dipahami sebagai cara bertahan maskapai di tengah pandemi. Kendati semua segmen mengalami penurunan drastis jumlah penumpang, daya tahan LCC lebih baik dari full service maupun medium service.