Bisnis, JAKARTA— Embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia diproyeksi masih berpengaruh terhadap harga minyak mentah tahun ini. Belum lagi, komoditas energi terlihat meredup di akhir tahun.
Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) memproyeksikan harga minyak acuan akan bergerak di level resistance US$100–US$115 per barel dengan support US$65-US$55 per barel pada kuartal I/2023. Pada awal 2023, harga minyak rebound setelah pada kuartal IV/2022 harga turun 9,71 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret merosot 1,6 persen, menjadi US$79,68 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret tergelincir 0,9 persen menjadi US$86,66 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Tim Riset ICDX mencatatkan setidaknya terdapat 3 poin fokus pasar yang mempengaruhi tren komoditas minyak mentah, salah satunya embargo produk turunan minyak Rusia pada 5 Februari 2023, OPEC yang menargetkan harga minyak tahun ini stabil pada kisaran US$80-US$90 per barel, serta Amerika Serikat yang masih mengalami krisis stok di Cadangan Strategis Negara.