Bisnis, JAKARTA— Meski produksi emas dan nikel cenderung melempem, sektor komoditas logam tersebut diramal masih punya daya tarik tersendiri seiring dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Produksi dua komoditas yang menjadi andalan kinerja emiten tambang pelat merah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) itu mengalami penurunan sepanjang 2022. Bahkan memasuki 2023, kinerja penjualannya kembali berpeluang terganjal.
Emiten tambang BUMN itu mencatatkan penurununan produksi untuk semua jenis logam mulai dari feronikel, emas, hingga bauksit, dan hanya produksi alumina yang mengalami kenaikan sepanjang 2022.
Berdasarkan laporan hasil produksi sepanjang 2022, ANTM membukukan volume produksi feronikel unaudited sebesar 24.334 ton nikel dalam feronikel (TNi). Jumlah produksi tersebut turun 5,74 persen dari volume produksi sepanjang 2021 yang mencapai 25.818 ton feronikel. Tingkat penjualan unaudited sepanjang 2022 mencapai 24.210 TNi.