Bisnis, JAKARTA— Optimisme investasi di platform finansial teknologi (fintech )peer-to-peer lending dinilai tetap positif pada 2023, meski ada ramalan pendanaan sektor digital atau startup akan turun.
Indonesia Fintech Society (IFSoc) optimistis investasi di platform P2P lending di Indonesia akan tetap positif pada 2023, meski dunia tengah mengalami inflasi tinggi yang berimbas dari kondisi geopolitik dan makroekonomi.
Steering Committee IFSoc Hendri Saparini menuturkan bahwa kondisi inflasi global telah mendorong investor menjadi lebih selektif dalam mendanai startup dan fokus pada profitabilitas dibandingkan pertumbuhan (growth). Hal ini dibuktikan dengan penurunan jumlah deals di Indonesia pada 2022.
Berdasarkan catatan IFSoc, sepanjang 2022, nilai pendanaan startup fintech Indonesia naik mencapai 8,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan nilai sebesar US$1,42 triliun, dengan jumlah deals yang menurun. Secara rata-rata, pendanaan tersebut mengalami peningkatan dari semula US$22,9 juta per deal pada 2021 menjadi US$34,6 juta per deal pada 2022.