Ramalan Saham Setelah Lebaran Saat Suku Bunga The Fed Agresif

Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve alias The Fed agresif menaikan suku bunga 50 basis poin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi mengalami pelemahan sebagai imbas dari kebijakan kenaikan suku bunga The Fed yang diambil untuk meredam inflasi.

Asteria Desi Kartikasari

5 Mei 2022 - 17.00
A-
A+
Ramalan Saham Setelah Lebaran Saat Suku Bunga The Fed Agresif

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA— Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve alias The Fed akhirnya mengumumkan kebijakan kenaikan suku bunga 50 basis poin usai rapat FOMC, Kamis (5/5/2022) dini hari waktu Indonesia. 

Kebijakan tersebut akan membuat kisaran target untuk suku bunga dana federal mencapai 0,75 persen hingga 1 persen, dibandingkan kisaran sebelumnya yang berada pada rentang 0,25 persen hingga 0,5 persen. 

Berdasarkan catatan Bloomberg, kebijakan ini merupakan kenaikan paling agresif yang pernah dilakukan The Fed sejak tahun 2000. The Fed mengatakan bahwa kenaikan ini terpaksa ditempuh demi menetralisir kondisi inflasi AS. Adapun kebijakan The Fed tersebut akan turut berdampak terhadap pergerakan pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
 
Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga sudah diperkirakan sebelumnya. Menurutnya, kenaikan 50 basis poin bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi. Nico memprediksi stabilitas pasar pasti bergejolak. Menurutnya, volatilitas dipastikan meningkat ketika perdagangan saham buka setelah Lebaran.
 
“Oleh sebab itu, Bank Indonesia pun pasti akan bereaksi dengan menaikkan tingkat suku bunga alih-alih menggunakan inflasi sebagai alasannya meskipun memang inflasi kita [Indonesia] akan tinggi karena adanya lebaran yang diprediksi inflasi akan berada di atas 3 persen,” paparnya kepada Bisnis, Kamis (5/5/2022).
 
Dia menjelaskan bahwa inflasi yang tinggi dan tingkat kenaikan tingkat suku bunga The Fed sebanyak 50 bps akan menjadi alasan bagi Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga. Akan tetapi, capital inflow ke dalam pasar keuangan Indonesia menurutnya akan membuat Bank Indonesia mempertimbangkan dengan matang sebelum menaikkan tingkat suku bunga.

 “Spread premium tingkat suku bunga antarnegara juga akan menjadi perhatian Bank Indonesia untuk menjaga jangan sampai terjadi capital outflow. Apabila Bank Indonesia tidak melakukan apa-apa, mungkin pasar justru akan kecewa dan berimbas negatif terhadap pasar saham khususnya obligasi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Asteria Desi Kartikasari
company-logo

Lanjutkan Membaca

Ramalan Saham Setelah Lebaran Saat Suku Bunga The Fed Agresif

Dengan paket langganan dibawah ini :

Tidak memerlukan komitmen. Batalkan kapan saja.

Penawaran terbatas. Ini adalah penawaran untuk Langganan Akses Digital Dasar. Metode pembayaran Anda secara otomatis akan ditagih di muka setiap empat minggu. Anda akan dikenai tarif penawaran perkenalan setiap empat minggu untuk periode perkenalan selama satu tahun, dan setelah itu akan dikenakan tarif standar setiap empat minggu hingga Anda membatalkan. Semua langganan diperpanjang secara otomatis. Anda bisa membatalkannya kapan saja. Pembatalan mulai berlaku pada awal siklus penagihan Anda berikutnya. Langganan Akses Digital Dasar tidak termasuk edisi. Pembatasan dan pajak lain mungkin berlaku. Penawaran dan harga dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Copyright © Bisnis Indonesia Butuh Bantuan ?FAQ
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.