Rambah Bisnis Jamu, Cuan Mustika Ratu (MRAT) Makin Tebal

Mustika Ratu yakin bisnis obat herbal baka mendorong kinerja keuangan perseroan makin cemerlang. Apalagi emiten dengan kode MRAT itu ingin memperluas penjualan produk jamu di tingkat global.

Mutiara Nabila

27 Agt 2021 - 23.22
A-
A+
Rambah Bisnis Jamu, Cuan Mustika Ratu (MRAT) Makin Tebal

Jajaran direksi PT Mustika Ratu Tbk. (MRAT) melakukan paparan publik setelah RUPST 2020 dan RUPSLB 2021 pada Jumat (27/8/2021). - Mustika Ratu.

Bisnis, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membawa berkah tersendiri bagi PT Mustika Ratu Tbk. Pasalnya, produsen kosmetik itu bisa mengembangkan lini bisnis obat herbal. 

Lini bisnis obat herbal ini pula yang mendorong kinerja apik emiten berkode MRAT itu. Sepanjang paruh pertama 2021, Mustika Ratu mencatatkan penjualan senilai Rp176,3 miliar, atau meningkat 23,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Adapun laba tahun berjalan pada semester I/2021 mencapai Rp2,26 miliar atau naik 55,9 persen dibandingkan dengan pada semester I/2020 sebesar mencapai Rp1,45 miliar. Sedangkan laba usaha pada semester I/2021 tercatat naik 8,4 persen senilai Rp6,87 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya Rp6,34 miliar.

”Ini disebabkan oleh penambahan produk kami yang telah berhasil menembus penjualan ke berbagai channel,” ungkap Direktur Mustika Ratu Jodi Andrea Suryokusumo pada paparan publik, Jumat (27/8/2021).

Untuk gross profit MRAT mencapai sebesar Rp95,9 miliar dan berhasil meningkat sebesar 7,2 persen dibandingkan dengan semester lalu sebesar Rp89,5 miliar. Hal itu karena MRAT berhasil meningkatkan efisiensi dari pabrik.

 

Pada masa pandemi ini, Jodi mengungkapkan perseroan melebarkan sayap untuk produksi obat-obatan herbal, produk-produk kosmetik, dan tata rias atau dekoratif. Salah satu produk yang telah meningkatkan kontribusi penjualan perseroan yaitu produk healthcare dengan proporsi sampai 69,5 persen, di antaranya dengan produk Jejamu, sanitizer, dan Herbamuno.

Dengan melebarkan sayap ke produksi jamu segar, Mustika Ratu optimistis bisa mencetak kinerja keuangan yang makin baik sampai akhir 2021. Apalagi produk herbal Indonesia itu menggunakan 90 persen bahan baku dalam negeri.

"Pandemi ini kita lihat pendorong industri herbal untuk meningkatkan produksi dengan bahan alami asli Indonesia. Ini sangat positif,” ungkap Jodi.

MRAT optimistis dengan menambah produk-produk dalam kategori jamu modern juga akan membantu proyeksi perseroan kedepannya. Hal ini mengingat permintaan-nya yang naik cukup drastis.

Bahkan dia memprediksi penjualan jamu dan obat itu bisa mencapai Rp23 triliun pada 2025. Hal itu sejalan dengan tren perilaku konsumen yang membeli produk herbal. "Ini sangat-sangat merupakan sinyal positif bagi kami,” imbuhnya.

Dengan sinyal positif tersebut, Mustika Ratu juga berkomitmen untuk menambah produk produk jamu yang dapat menjadi obat herbal terstandar atau fitofarmaka. Selain itu, perseroan juga memiliki visi untuk membawa jamu Indonesia ke tingkat global dengan dengan cakupan yang lebih luas.

Pada penutupan perdagangan Jumat (27/8/2021), saham MRAT tercatat parkir di zona merah, turun 16 poin atau 4,52 persen ke Rp338. Kendati demikian, secara year to date harga sahamnya sudah naik 100 persen. Hari ini, saham MRAT juga diborong asing dengan net buy senilai Rp33,2 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.